Nah Lo..!! Setelah Budi Waseso, Giliran Luhut Panjaitan Bongkar Borok SBY

MonitorRiau.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, keputusan pemerintah melanjutkan proyek reklamasi Teluk Jakarta, khususnya Pulau G, seharusnya tidak perlu dipermasalahkan lagi. 

Alasannya, proyek tersebut sudah melalui kajian yang cukup lama. Bahkan, peletakan batu pertama proyek itu pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurut Luhut, peletakan batu pertama proyek reklamasi Teluk Jakarta dilakukan oleh Chairul Tanjung, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. “Berarti sudah beres dong sebenarnya (izin). Tidak mungkin Pak Chairul Tanjung melakukan ground breaking kalau belum beres semua administrasinya,” kata dia usai rapat kerja di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (14/9).

Namun, dia melihat proyek tersebut menjadi polemik saat ini karena adanya upaya politisasi oleh sejumlah pihak. Alhasil, proyek reklamasi ini harus melalui kajian ulang lagi. 

Karena itulah, saat ini pemerintah masih menunggu kajian Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. “Ini kan kita dua kali kerja. Tapi semua yang diminta KLH sudah dipenuhi pengembang. Jadi saya lihat tidak masalah,” ujar Luhut.

Sebelumnya,Kepala Badan Narkotika Nasional, Komisaris Jenderal Budi Waseso, juga mengkritik upaya pemberantasan narkoba di jaman pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut dia, visi Indonesia bebas narkoba pada 2015 yang disuarakan SBY tidak berhasil.

"Itu bagus tapi kan beliau yang teriak enggak melaksanakan apa-apa," kata dia saat memberikan materi di Sekolah Partai Calon Kepala Badan PDIP di Wisma Kinasih, Depok, Sabtu, 10 September 2016.

Ucapan mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri itu sontak diiringi gelak tawa dan tepuk tangan dari para kader-kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

"Buktinya, 2015 masih bebas orang pakai narkoba," kata Buwas melanjutkan.

Budi Waseso menambahkan saat ini Presiden Joko Widodo telah menyatakan perang terhadap Narkoba. Namun, menurut Buwas, tidak ada Kementerian yang fokus membuat program mengatasi masalah narkoba.

Jadi, jelaslah sudah GROUND BREAKING reklamasi jakarta sudah dilakukan sejak jaman SBY. Bahkan SBY juga yang sudah mengeluarkan Perpres tentang reklamasi Benoa.

SBY keluarkan Perpres Nomor  51 Tahun 2014 terkait perubahan terhadap peruntukan ruang sebagian kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang merupakan bagian dari Kawasan Teluk Benoa, Bali. Perpres tersebut merupakan revisi dari Perpres No. 45/2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan), menyebutkan perubahan sebagian status zona kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Kawasan Teluk Benoa, serta arahan umum pemanfaatan ruang kawasan tersebut.

keluarnya Perpres reklamasi teluk Benoa ini bermuatan politis dan komersil. Karena jelas yang mengeluarkan Perpres bahwa Benoa adalah kawasan konservasi juga SBY pada tahun 2011.

Namun di tahun yang sama justru tol Bali Mandara dibangun. Sejumlah kalangan mewanti-wanti ancaman kerusakan lingkungan. Walhi Bali, misal, mengingatkan potensi kerusakan hutan mangrove di teluk ini. Alasannya, pembangunan tol tidak sesuai Amdal.

Dalam Amdal, pelaksana proyek terdiri dari Adhi Karya, Waskita Karya, dan Hutama Karya menyatakan, pemasangan tiang-tiang penyangga jalan dilakukan menggunakan ponton. Nyatanya, mereka menguruk dengan tanah kapur.

Setelah mulai beroperasi tahun 2013, kita memang melihat ada banyak kerusakan mangrove. Sangat tidak sesuai dengan janji-janji manis saat hendak dibangun yang akan tetap menjaga mangrove. Sebelum proyek selesai sudah terlihat jelas kerusakannya.

Menyadari akan hal ini, SBY yang pakar pencitraan langsung terjun ke teluk Benoa untuk menanam mangrove. Tak tanggung-tanggung, beliau mengajak Christiano Ronaldo sebagai duta mangrove.

Yang kasihan dari acara tanam simbolik tersebut adalah Ronaldo. Dia orang luar yang tidak tau apa-apa tentang kondisi politik di Indonesia. Dirinya hanya dimanfaatkan untuk menaikkan citra SBY yang sudah rusak, serusak hutan mangrove.

Apalagi saat itu wacana reklamasi teluk Benoa sudah santer diperbicarakan. Sejumlah media menyebut reklamasi akan mencapai luas sekitar 400-600 hektar. Dan Ronaldo hanya tersenyum menanam mangrove tanpa tau agenda besar dan licik SBY saat itu.

Pada akhirnya pada tahun 2014 SBY mengeluarkan Perpres rekalamasi teluk Benoa. Luasnya pun di atas prediksi sejumlah media, 700 hektar. Gila!

Anda tau alasan SBY mengeluarkan Perpres tersebut? Karena teluk Benoa secara faktual telah ada perubahan fisik antara lain jalan tol, jaringan pipa migas, maupun pelabuhan internasional Benoa. Selain itu, terjadinya pendangkalan, menjadi salah satu pertimbangan bahwa Kawasan Benoa tersebut tidak lagi tepat untuk dikatakan sebagai kawasan konservasi.*** (beritateratas)

Baca Juga