Pertahankan Tradisi Di Tengah Pandemic, Pemuda Lepin Dumai Buat Lampu Colok

DUMAI (MR) - Lampu colok merupakan sebuah salah satu tradisi masyarakat dalam merayakan datangnya bulan suci Ramadhan yang sudah menjadi tradisi turun temurun. 
 
Lampu colok ini sendiri biasanya dipasang serentak setiap 27 Ramadan atau sering disebut malam 7 likur jelang hari raya Idul Fitri.
 
Tradisi Lampu colok ini memiliki arti tersendiri bagi warga Lepin, Dahulunya, lampu colok ini merupakan sarana penerang jalan bagi warga yang ingin membayar zakat Fitrah setiap malam 27 Ramadan ke rumah masyarakat atau Musholla atau Masjid
 
Kala itu, infrastruktur di Lepin tidak sepesat saat ini, Jalan-jalan masih sunyi dan semak kiri kanan, Lampu coloklah guna menerangi jalan, untuk menghindari bahaya.
 
"Kenapa 27 Ramadan pemasangan lampu colok, karena pada hari itu merupakan hari menyerahkan zakat fitrah kepada masyarakat atau ke Musholla dan Masjid. Dulunya jalan tidak seperti ini, jalan disini masih Sepi dan semak, jadi lampu colok inilah sebagai penerangan untuk menghindar dari bahaya," Ucap Wiwailis, Ketua Panitia colok (8/5).
 
Lampu colok, menurut pria 43 Tahun ini ketika itu tidak berbentuk atau terbuat dari kaleng bekas. Colok terbuat dari bambu atau buluh, namanya waktu itu disebut dengan obor.
 
"Misalnya saya ingin membayar fitrah kerumah pak Lebai, obor ini juga saya bawa untuk penerangan," ujar Sophan salah satu Warga lepin
 
Sementara itu, ada Sebagian warga yang mampu memasang obor lebih dari 10 Buah di perkarangan rumah masing-masing hingga membuat 27 Ramadan jadi terang.
 
Walau saat ini masih dalam kondisi Covid 19, namun pelestarian Tradisi colok hendaknya tetap terjaga 
Sampai Anak Cucu, namun tetap menjaga protokol Kesehatan, dengan menyediakan tempat pencucian Tangan dan Menggunakan Masker. 
 
Tentu dukungan terhadap tradisi turun temurun itu harus terus dipertahankan. Lampu colok tidak hanya bernilai budaya yang patut dilestarikan. Tetapi, ada nilai-nilai lain, yaitu nilai agamis, gotong royong dan kebersamaan.
 
Pemuda Leppin, secara bersama-sama melakukan Gotong Royong dengan membuat lampu colok dan Memasang miniatur Ketupat
 
Menurut Sopan Hidayat, Wakil Ketua Panitia Lampu Colok, masyarakat Leppin sangat besar dalam Melestarikan Budaya lampu Colok.
 
"Walau dananya cukup besar, namun alhamdulillah, berkat adanya bantuan dari Donatur Dan Masyarakat setempat, Acara ini terlaksana juga. Di sini kami juga tidak sedikitpun memandang Suku Dan Agama, yang Pasti lampu colok ini kami buat hanya semata untuk meneruskan Tradisi Nenek Moyang Agar tidak tenggelam dengan Perkembangan Jaman," Tutupnya. (*)
 
 
Penulis : Al - Ikhwan

Baca Juga