KWAK Sumbar Unjuk Rasa ke Mapolda Sumbar, KAMI TIDAK TAKUT!

MonitorRiau.com, Padang - Hari ini, Senin (18/7/2016) wartawan yang tergabung dalam Koalisi Wartawan Anti Kekerasan (KWAK) Sumatera Barat menggelar aksi solidaritas ke Markas Polisi Daerah (Polda) Sumbar. Aksi ini dilakukan merupakan reaksi terhadap ancaman dan teror bunuh yang diterima wartawan di Padang Panjang.

"Aksi unjuk rasa ini merupakan wujud reaksi wartawan Sumatera Barat atas munculnya ancaman dari oknum yang diduga ajudan Sekdako Padang Panjang lewat pesan singkat dan inboks media sosial kepada sejumlah wartawan yang bertugas di Padang Panjang," kata Noval Wiska, Koordinator Lapangan Aksi KWAK Sumbar yang dikutip dari sumbarsatu.com, Senin (18/7/2016) di Padang.

KWAK Sumbar merupakan aliansi beragam organisasi wartawan di Sumbar, antara lain PWI Sumbar, AJI Kota Padang, IJTI Sumbar, Bukittinggi Pers Club, LBH Pers Padang, dan berbagai forum-forum wartawan.

Aksi unjuk rasa dimulai pukul 10.00 dengan titik berangkat di Kantor PWI Sumbar Jalan Bagindo Aziz Chan. Para jurnalis menuju Mapolda Sumbar untuk menggelar aksinya.

Untuk itu Noval Wiska, mengingatkan,ada mekanisme yang dapat ditempuh jika merasa berita yang diterbitkan/disiarkan melalui media dirasakan tidak benar.

"UU Pers mengakomodir dalam bentuk hak jawab, silakan kirimkan hak jawab kepada media yang bersangkutan, bukan mengirimkan SMS yang menyebarkan kegaduhan," kata Noval.

Selain itu, tambahnya, supaya kasus ini tidak berlarut-larut, maka sebaiknya penebar teror menyerahkan diri kepada pihak yang berwajib dan mempertanggungjawabkan perbuatan tersebut.

KWAK Sumbar menggelar aksi solidaritas ke Mapolda Sumbar untuk mengingatkan agar pihak-pihak terkait memberikan perlindungan kepastian hukum kepada wartawan saat melakukan kerja jurnalistiknya, termasuk yang bertugas di Padang Panjang. 

Selain itu, jajaran Polresta Padang Panjang terus melakukan pengawasan terhadap penegakan proses hukum atas pengancaman terhadap wartawan di Padang Panjang.

Seperti diberitakan, Ketua PWI Padang Panjang dan sejumlah wartawan menerima ancaman pembunuhan dan teror psikis lainnya melalui pesan singkat (SMS) dari nomor yang anonim dan inboks media sosial.

Menurut Ketua PWI Padangpanjang Syamsoedarman, ia menerima SMS pada Senin, 11 Juli 2016 dari nomor tak dikenal, yang isinya meminta dia sebagai Ketua PWI mengingatkan sejumlah wartawan di Padangpanjang untuk tidak macam-macam.

"Pengirim SMS meminta Ketua PWI untuk menghubungi Humas Pemko Padang Panjang kalau ingin tahu kejelasan secara rinci maksud dan tujuanya SMS itu," kata Syamsoedarman, menirukan bunyi pesan SMS yang ia terima itu, Minggu (17/7/2016).

Kasus teror pada wartawan ini terkait pemberitaan dugaan adanya korupsi di rumah dinas Wali Kota Padang Panjang yang mengaitkan dengan istri Wali Kota Padang Hendri Arnis. 

 

(sumbarsatu.com)

Baca Juga