BI: Intervensi Akan di Lakukan Demi Stabilkan Rupiah

JAKARATA (MR) - Bank Indonesia (BI) memastikan terus berada di pasar dan tak segan melakukan intervensi guna menjaga stabilitas nilai tukar atau kurs rupiah sesuai fundamental. 
 
Kepala Departemen Pendalaman Pasar Keuangan BI Nanang Hendarsyah mengatakan sebagai bank sentral, pihaknya memiliki tugas menjaga stabilitas nilai tukar. Dalam kondisi saat ini, menurut dia, BI tak melepas gejolak nilai tukar rupiah ke pasar karena khawatir terombang-ambing tak sesuai fundamental.
 
"Karena BI selalu melihat nilai fundamentalnya. Kalau sudah terlalu jauh dari fundamentalnya artinya nilai (rupiah) yang konsisten dengan berbagai pencapaian sasaran indikator makro lainnya terlalu jauh dari nilai fundamentalnya," ujar Nanang di Kompleks Gedung BI, Jumat (13/4).
 
Nilai tukar rupiah yang jauh dari nilai fundamentalnya, menurut Nanang, dapat membuat pelaku pasar tak percaya pada rupiah. Hal ini dikhawatirkan memicu keluarnya dana asing (capital outflow).
 
Lebih lanjut, bila rupiah tak sesuai dengan nilai fundamentalnya, hal ini dikhawatirkan membuat pelaku pasar tak percaya pada nilai rupiah dan memicu pelaku pasar, khususnya investor asing menarik dananya (capital outflow).
 
Untuk itu, menurut dia, intervensi tetap perlu terus dilakukan BI. Hanya saja, Nanang bilang, BI tak bisa menginformasikan kapan saja melancarkan intervensi dengan menggelontorkan cadangan devisa (cadev) ke pasar. 
 
Pasalnya, BI sendiri tak selalu bisa memprediksi kapan intervensi itu harus dilakukan. Hal ini karena intervensi tetap melihat kondisi rupiah dari hari ke hari. 
 
"Kalau intervensi itu memang tidak bisa diprediksikan, tergantung gejolak yang terjadi. Tapi BI selalu di pasar kalau terjadi fluktuasi yang berlebihan," jelasnya. 
 
Kendati mengklaim tetap melakukan intervensi, pergerakan rupiah di pasar keuangan rupanya tak banyak berubah dari hari ke hari. Tercatat kurs rupiah hingga hari ini masih berada di kisaran Rp13.700 per dolar AS sejak pertama kali menyentuh posisi tersebut pada 28 Februari 2018. 
 
 
 
Sumber: CNNindonesia.com

Baca Juga