Tuntut TPP, Seribuan Guru Gelar Aksi Demo
![Tuntut TPP, Seribuan Guru Gelar Aksi Demo Tuntut TPP, Seribuan Guru Gelar Aksi Demo](https://monitorriau.com/assets/berita/original/93217957718-img-20190305-wa0045.jpg?w=650&q=90)
PEKANBARU (MR) - Seribuan guru tingkat TK, SD dan SMP se kota Pekanbaru, Selasa (5/3) menggelar aksi unjukrasa di depan Kantor Walikota Pekanbaru.
Dalam aksinya , mereka mendesak Walikota Pekanbaru merevisi Peraturan Walikota (Perwako) Nomor 7 Pasal 9 ayat 8 tentang guru sertifikasi tidak lagi mendapatkan Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP) yang saay ini berobah menjadi Tunjangan Kinerja (Tukin) di lingkungan pemerintah Pekanbaru.
Artinya, dengan diterbitkannya Perwako tersebut, Pemko Pekanbaru tidak lagi memberikan TPP karena mereka sudah mendapatkan tunjangan sertifikasi profesi dari pemerintah pusat.
Rizal salah seorang peserta aksi menyebutkan, Perwako tersebut merupakan tindakan diskriminasi kepada guru.
"Kami mendesak Walikota Pekanbaru segera merevisi dan membatalkan kebijakan tersebut. Jika tidak kami akan kembali turun kejalan dengan jumlah lebih besar dan akan melakukan mogok mengajar," sebutnya sedikit mengancam.
Ketua Persatuan Guru Indonesia (PGRI) kota Pekanbaru, Devi Warman yang turut hadir ditengah aksi menegaskan, pihaknya mmpertanyakan diterbitkannya Perwako nomor 7 tersebut.
"Karena pemberitan TPP kepada guru tersebut sudah berlangsung beberapa tahun, namun diputus secara tiba-tiba," sebutnya.
Menurut Devi, kehadiran dirinya sebagai ketua PGRI kota Pekanbaru untuk mampasilitasi tuntutan para guru. Karena mereka merupakan bagian dari PGRI.
Menariknya, Kepala Dinas Pendidikan kota Pekanbaru, Abdul Jamal yang mencoba memberikan penjelasan terkait Perwako nomor 7 tersebut ditolak oleh peserta aksi, karena yang mereka inginkan bertemu langsung dengan pembuat kebijakan,dalam hal ini Walikota Pekanbaru.
"Kami hanya mau bertemu dengan Walikota Pekanbaru, Firdaus," teriak para guru.
Malah salah seorang guru perempuan denfan mengunakan pengeras suara meneriakkan "Buka pintu Cu, pintu Cu Pidau, kami kepanasan, kantor ini milik rakyat, biarkan kami masuk," teriaknya.
Setelah aksi berlangsung sekitar satu jam, beberapa orang perwakilan massa aksi diperkenankan masuk ke dalam kantor Walikota dan melakukan pertemuan dengan beberapa pejabat Pemko Pekanbaru.
Usai pertemuan, Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru, Muhammad Noer MBS menyebut bahwa Kedua belah pihak sudah sepakat bakal melakukan pertemuan lanjutan pada Jum'at mendatang.
Mendengar hasil pertemuan, para guru tampak tidak puas, dan melanjutkan aksi ke DPRD kota Pekanbaru dengan berjalan kaki. (jsn)