Badan Restorasi Gambut Gelar Workshop di Siak


Dibaca: 2070 kali 
Senin, 04 Februari 2019 - 12:16:32 WIB
Badan Restorasi Gambut Gelar Workshop di Siak Pemkab Siak bersama Badan Restorasi Gambut (BRG) melaksanakan kegiatan workshop tentang gambut, Senin (4/2/2019).Foto: Cakaplah.com
SIAK (MR) - Pemkab Siak bersama Badan Restorasi Gambut (BRG) melaksanakan kegiatan workshop tentang gambut, Senin (4/2/2019). Acara yang dihelat di kantor Bupati Siak ini bertemakan Pengembangan Sistem Aerohydro Culture di Lahan Gambut.
 
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Bupati Siak, Kepala BRG RI, kalangan Anggota DPR RI, peneliti dan LSM lingkungan dan undangan lainnya. Workshop ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi yang dikembangkan peneliti Jepang agar bisa melestarikan gambut sembari meningkatkan perekonomian masyarakat.
 
"Kami mengapresiasi kegiatan workshop ini dilaksanakan di Siak. Semoga apa yang disampaikan peneliti bisa dimanfaatkan untuk memelihara lingkungan dan melestarikan gambut," ujar Bupati Siak, Syamsuar.
 
Nantinya, setelah workshop, para peserta juga akan melakukan peninjauan dan praktik lapangan. Peserta dari multi stakeholder ini akan melihat langsung seperti apa penerapan aerohydro culture bisa diterapkan di masyarakat.
 
"Kita tahu bahwa di Siak ini 50 persen lahannya merupakan gambut. Untuk itu pengolahan budidaya perkebunan harus sesuai kaidah yang ramah lingkungan," tambah Syamsuar.
 
Untuk itu, pengenalan teknologi sangat didukung demi keberlangsungan lingkungan hidup di Siak. Khususnya nanti saat musim kering di mana sangat rentan terjadi kebakaran hutan.
 
Sementara itu Kepala BRG, Nazir Foead, mengatakan bahwa kegiatan ini ingin menunjukkan teknologi yang dikembangkan oleh Prof Mitsuru Osaki dari Hokkaido University, Jepang. Teknologi ini bertujuan agar tampungan air di lahan gambut tetap terjaga meski sedang dalam musim kemarau.
 
"Jadi kita ingin sampaikan bagaimana muka air gambut tahan tidak hanya sebulan, tapi berbulan-bulan bisa tetap basah walau tanpa hujan," jelas Nazir.
 
Nazir mengatakan bahwa kunci pencegahan dan pelestarian gambut adalah menjaga permukaan air. Dengan meningkatkan cadangan air, maka gambut tetap basah. Namun hal ini tentu memberikan rasa khawatir ke petani. Karena tanah yang basah akan menurunkan produktivitas tanaman.
 
"Di sini teknologi aerohydro akan digunakan. Sehingga produjtivitas tidak terganggu, tapi daya tampung air meningkat," ungkap Nazir.