Kisah Mistis Raja Bujang si Penjaga Pantai Solop


Dibaca: 14560 kali 
Ahad, 01 Desember 2019 - 19:24:19 WIB
Kisah Mistis Raja Bujang si Penjaga Pantai Solop

TEMBILAHAN (MR) - Matahari sudah terbenam. Semakin gelap, membuat pandangan semakin terbatas. Dikala itu, hanya ada suara desus ombak kecil dari laut.

Nyaris tak ada lagi Alat Transportasi laut yang melintas. Semakin malam, semelir angin semakin menggiring suasana pada kesunyian.

Namun mendadak saja, "Buzssss" suara ombak menghantam bibir Pantai Solop kebanggaan daerah Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil)-Riau itu, tepatnya di Desa Pulau Cawan, Kecamatan Mandah.

Cukup misterius, tidak ada kapal dan tidak juga diterjang badai. Sedikit demi sedikit, ombak besar itu membawa sersah berbentuk pasir ke sisi akar Bakau.

"Jika tak ada yang lain (kendaraan laut, red) berarti iya tu, ombak dari Kapal Raja Bujang," kata Rian (34), warga Igal Kecamatan Mandah kepada MonitorRiau.com, Minggu (1/12/2019) di Pantai Solop.

Kemudian, bersamaan dengan ombak, kemunculan ikan di permukaan air diyakini merupakan salah satu tanda lainnya.

Bahkan, mungkin saja katanya sersah kulit kerang tertumpuk jadi pantai hasil giringan ombak-ombak misterius tersebut.

"Terkadang ada tampak kapal samar-samar, nah itu dia Kapal Raja Bujang sedang berlayar," tambah pria yang selalu melintasi perairan Pulau Cawan itu.

Percaya atau tidak, penduduk setempat tetap meyakini, cerita turun-temurun dari orang terdahulu tentang keberadaan Raja Bujang memang ada.

Mereka juga meyakini bahwa Raja Bujang masih memangku tahta kekuasaan Alam Bunian di Ekowisata Pantai Solop, Pulau Cawan. Termasuklah Hutan Mangrove di dalamnya.

Awang (58), salah seorang penduduk Pulau Cawan juga mengatakan hal serupa. Bahkan menurutnya, sosok Raja Bujang sendiri terkadang bisa tampak oleh kasat mata, khusus bagi mereka lemah mental.

"Kalau belum pernah ke sini, beri salam aje. Niat baik takkan diganggu die," tuturnya berlogat Melayu.

Sejak zaman dahulu, lanjut Awang, si Raja Bujang ini sebenarnya sudah hadir di kawasan Pulau Cawan, tentu saja ketika kondisi pulau masih penuh dengan hutan belantara.

Namun selama ini, peristiwa dari hal-hal mistis jarang terjadi pada masyarakat setempat serta para pengunjung. Kecuali bagi mereka yang melakukan kesalahan-kesalahan tertentu.

"Yang penting adab dijage. Jangan menantang dia (Raja Bujang), demam nanti," katanya mengakhiri perbincangan.***(mir)