DPR 'Semprot' Menteri ESDM Gara-gara Elpiji 3 Kg


Dibaca: 3004 kali 
Selasa, 28 Januari 2020 - 11:04:48 WIB
DPR 'Semprot' Menteri ESDM Gara-gara Elpiji 3 Kg

JAKARTA (MR) - Wacana kenaikan harga Elpiji 3 kg menjadi pembahasan yang cukup panas dalam rapat kerja antara Komisi VII DPR RI dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Wacana itu membuat Arifin kena tegur.

Mulanya, sejumlah anggota mempertanyakan rencana kebijakan tersebut. Anggota Komisi VII Fraksi PKS Mulyanto meminta agar Arifin Tasrif memberi penjelasan terkait wacana kenaikan harga Elpiji 3 kg lantaran membuat 'ramai'.

"Pertama kami mengikuti media khusus wacana di semester kedua akan diterapkan sistem tertutup, yang mengakibatkan kenaikan gas melon 3 kg. Kembali ramai di masyarakat, isu ini mohon segera diredakan," katanya dalam rapat di Komisi VII Jakarta, Senin (27/1/2020).

Hal serupa juga disampaikan Anggota Komisi VII Fraksi PDI Perjuangan Ismail Thomas. Ia meminta agar Arifin memberi keterangan terkait wacana kenaikan gas tabung melon.

"Kemudian berkaitan dengan gas 3 kg ini, perlu memang kami harapkan klarifikasi Kementerian ESDM, kenapa demikian," katanya.

Wacana kenaikan gas 3 kg ini sendiri, kata dia, berbarengan dengan penurunan harga BBM. Dia pun mempertanyakan hal tersebut. Apalagi, gas 3 kg sangat diperlukan masyarakat menengah ke bawah.

"Ini satu kementerian kenapa tiba-tiba di saat sama pada 2020, kemudian kementerian sama, menaikkan harga gas melon yang sangat menjadi keperluan masyarakat menengah ke bawah," ungkapnya.

Apa Dampak Wacana Kenaikan Harga Elpiji 3 Kg?

Anggota Komisi VII Fraksi Gerindra Kardaya Warnika mengaku dapat laporan harga Elpiji 3 kg sudah naik jadi Rp 35.000. Laporan tersebut masuk lewat pesan singkat menyusul wacana kenaikan harga gas melon di semester II 2020.

"Antrean Elpiji 3 kg dan harga di Sumut mana lagi sudah Rp 35.000 sesuai yang ada di koran-koran. Jadi harga Rp 35 ribu kalau dari pemerintah itu akan semester II, mereka sudah sekarang, itu yang harus dipertimbangkan," kata Kardaya.

Kardaya pun mengingatkan agar Menteri ESDM Arifin Tasrif berhati-hati saat akan mengeluarkan kebijakan. Lantaran, itu akan langsung direspons masyarakat.

"Pak Menteri, elpiji adalah energi. kebijakan energi rumusnya jangan cepat disampaikan masyarakat sebelum firm, tuntas," ujarnya.

Senada, Anggota Komisi VII Fraksi Partai Nasdem Charles Meikyansyah bilang, rencana itu membuat harga Elpiji 3 kg naik di pasaran.

"Hari ini memang di masyarakat, kami juga dapat info di Jawa Timur tempat dapil kami Jember dan Lumajang harga sekarang merangkak naik," katanya.

Bahkan, kata dia, masyarakat mulai menimbun Elpiji 3 kg. Sebab itu, ia pun meminta pemerintah tak gegabah dalam mengambil kebijakan.

"Beberapa masyarakat juga mulai ngepul membeli Elpiji 3kg di luar kebutuhan mereka, di luar biasanya," katanya.

Arifin Bantah Naikan Elpiji 3 Kg, Rapat Panas

Setelah mendapat pertanyaan dari anggota terkait rencana kenaikan tersebut, Arifin pun memberi penjelasan. Dia mengatakan, hingga saat ini tidak ada pernyataan resmi mengenai kenaikan harga Elpiji 3 kg.

"Kami ingin merespons Elpiji, sebetulnya tidak ada pernyataan resmi dari kementerian mengenai Elpiji 3 kg. Ini kita juga sempat terkejut kenapa ini bisa terekspos," katanya.

Arifin menjelaskan, yang ada ialah pemerintah tengah mencari skema agar subsidi tepat sasaran. Dia mengatakan, tengah mengkaji sistem yang tepat.

"Saya sampaikan waktu itu dengan media waktu kami ada presentasi, memang belum ada, yang ada memang kita seperti yang direkomendasikan dahulu bahwa kita sedang mengkaji sistem mana yang tepat diimplementasikan untuk mencegah perembesan alokasi subsidi yang tidak berhak," jelasnya.

Dalam skema itu, pihaknya akan melibatkan banyak pemangku kepentingan karena berkaitan dengan data masyarakat. Kemudian, untuk aplikasinya akan dilakukan sosialisasi terlebih dahulu.

"Walaupun sudah ada memang harus ada sosialisasi dulu, karena banyak masyarakat yang belum paham kalau seandainya diterapkan pola harga sama diberikan bantuan langsung tunai melalui kartu, atau alternatif lainnya," jelasnya.

Hal itu pun langsung disanggah Anggota DPR Komisi VII Fraksi Golkar Gandung Pardiman. Gandung pun mempertanyakan adanya statement kenaikan harga Elpiji.

"Jadi bapak selama ini tidak merasa mengungkapkan seperti yang ditangkap masyarakat? Kalau tidak merasa mengapa bapak meralat juga? Yang bener saja, jangan leda-lede yang tidak waras di sini," katanya.

"Saya ingin menjelaskan pertanyaan di sini mengenai isu kenaikan harga Elpiji mungkin itu pak," timpal Arifin.

Gandung pun bertanya siapa yang memberi statement itu. Kembali, Arifin mengatakan, tidak ada yang memberikan pernyataan kenaikan Elpiji 3 kg.

"Mungkin ada yang terlontar dari kementerian tapi itu sudah kita anulir," ujar Arifin.

"Jadi ada yang komentar dari kementerian, siapa itu? Atau bener disinyalir Pak Nasir eselon di bawah bapak komentar menjerumuskan menterinya," ujar Gandung.

Arifin pun meminta maaf atas adanya isu tersebut, begitu juga dengan dampaknya.

"Atas nama kementerian kalau ada isu yang demikian tadi kita nyatakan tidak ada dan saya sebagai pimpinan mohon maaf kalau ada dispute yang begitu besar dampaknya," ujarnya.

Anggota Komisi VII Fraksi Gerinda Kardaya Warnika pun ikut berkomentar. Dia mengatakan, berdasarkan berita dari media memang tidak ada pencabutan subsidi. Namun, yang membuat ramai di masyarakat ialah harga elpiji 3kg menjadi Rp 35 ribu. Ia pun kemudian meminta agar kebijakan yang belum matang tidak disampaikan ke publik.

"Memang betul tidak ada kata-kata mencabut subsidi tapi akan diganti subsidi tertutup yang mengakibatkan harga jual menjadi Rp 35 ribu dan diterapkan semester 2. Kami tidak ada masalah dengan itu, tapi kita kalau belum matang jangan disampaikan dulu," ujarnya.***

Sumber: Detik.com     |     Editor: Mirwan