Krisis Eksistensi Mahasiswa Kota Dumai


Dibaca: 4557 kali 
Selasa, 14 April 2020 - 17:22:29 WIB
Krisis Eksistensi Mahasiswa Kota Dumai Dwi Agung Pangestu, Ketua BEM AMIK Dumai.

DUMAI (MR) - Mahasiswa adalah bentuk dari level tertinggi seorang pelajar. Gelar agent of change sangat melekat pada sosok ini. Namun, dewasa ini pergerakan mereka seperti mengalami penurunan. Terkhusus di Kota Dumai sendiri, mahasiswa seakan menjadi penonton lokal yang setia memantau tumbuh kembang kota pengantin.

Aksi atas nama mahasiswa di Kota Dumai tergolong minim. Hal ini dapat kita lihat dari organisasi-organisasi mahasiswa yang bereuforia tinggi di awal pendirian namun perlahan hilang tanpa kabar. Minat mahasiswa Kota Dumai  terhadap aksi-aksi tersebut baik itu turun ke jalan ataupun pergerakan positif lainnya terpecah menjadi dua aliansi. 

“Menurut saya selaku Ketua BEM AMIK Dumai, minat mahasiswa terhadap aksi atas nama mahasiswa tergolong fifty-fifty. Ada mahasiswa yang memang solid menjalankan aksi tersebut diiringi dengan yang hanya ikut-ikutan, dan ada juga yang memilih diam seribu bahasa, ” Jelas Dwi Agung Pangestu selaku Ketua BEM AMIK Dumai.

Ia menjelaskan bahwa salah satu faktor minimnya aksi mahasiswa Kota Dumai adalah kurangnya dukungan yang didapat serta kurangnya apresiasi terhadap aksi yang telah dijalankan oleh mahasiswa. 

Menurutnya kendala terbesar yang dihadapi mahasiswa dalam menjalankan aksi tersebut adalah perizinan atau boleh dikatakan doa restu dari pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk itu ia menghimbau mahasiswa untuk melakukan komunikasi sebaik mungkin serta memperluas relasi, sehingga hal-hal seperti itu dapat diminimalisir.

“Saya berharap kedepannya banyak dukungan yang akan didapat mahasiswa dalam melakukan tugasnya, dukungan itu tidak hanya berbentuk materi ataupun akses istimewa, cukup dengan apresiasi sesuai dengan pencapaian mahasiswa yang bersangkutan. Hal itu sudah cukup untuk meringankan beban kami sebagai seorang mahasiswa,” ungkapnya.

Mahasiswa Kota Dumai juga dihadapkan dengan dilema, hasil dari paradigma bahwa kuliah di kota sendiri bukanlah suatu pencapaian yang bisa dibanggakan. Bahwa kuliah yang hebat itu adalah mereka-mereka yang beruntung dapat mengenyam bangku perkuliahan di luar kota. 

Padahal, Kota Dumai sendiri sudah cukup lengkap dalam hal fakultas-fakultas perguruan tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perguruan tinggi bidang teknologi, ekonomi, administrasi, kesehatan serta pendidikan.

“Untuk para mahasiswa Kota Dumai, tetap semangat menjalani perkuliahan. Kita sebagai agent of change harus bisa melawan paradigma negatif tentang kuliah di kota sendiri. Jangan berhenti untuk terus berkarya di bidang masing-masing dan selalu ingat kepada tanggung jawab yang diemban sebagai seorang mahasiswa,” pungkas Dwi Agung Pangestu. ***

 

Penulis: Ayu Andini
Lembaga Pendidikan Wartawan
PJC Dumai Angkatan II