Menakar Solidaritas Pemuda Batak Bersatu di Tengah Masyarakat


Dibaca: 10749 kali 
Senin, 19 Oktober 2020 - 15:21:53 WIB
Menakar Solidaritas Pemuda Batak Bersatu di Tengah Masyarakat

RIAU (MR) - Pemuda Batak Bersatu (PBB) adalah organisasi kemasyarakatan yang terdiri dari lintas etnis Batak tanpa memandang perbedaan agama. Sedangkan keanggotanya berasal dari  berbagai lintas profesi. 

Nama PBB yang baru berumur satu tahun ini, terus menggema dan menjadi perhatian di tengah-tengah masyarakat, khususnya dari lintas etnis, seperti Batak Toba, Mandailing, Karo, Simalungun, Pakpak dan Angkola.

Melihat tingginya animo masyarakat terhadap PBB ini, membuat organiasi ini menjadi organisasi yang diperhitungkan di tingkat nasional.

Hal ini bukan tanpa alasan, baru-baru ini, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi meminta PBB ikut berkontribusi bersama dengan Pemerintah, khususnya di  Sumut, agar bersama-sama memikirkan bagaimana menyejahterakan rakyat.

"Mari berbuat untuk Sumut ini, jangan tanggung-tanggung,” ujarnya, saat menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-1 PBB, di Hotel Emerald Garden, Jalan Yos Sudarso, Kota Medan, Jumat (16/10/2020).

Menurutnya, sudah banyak pahlawan hingga tokoh masyarakat berdarah Batak terkenal di Indonesia, bahkan dunia.

Dirinya berkelakar, pada masa lalu, organisasi pemuda Batak telah ada dan ikut berkontribusi dalam masa awal perjuangan kemerdekaan negeri ini, antara lain Organisasi Jong Batak.

Mantan Pangkostrad ini meminta kepada PBB dapat merangkul seluruh pemuda berdarah Batak, agar semakin kompak dan solid.

Menurutnya, jika ada orang yang menjual suku Batak untuk kepentingan pribadi, diharapkan PBB hadir untuk memberikan perlawanan.

“Aku dukung kalian dengan syarat jangan receh, jangan kau jual nama Batak ini hanya untuk kebutuhan pribadi,” katanya, seperti dikutip dari TribunMedan.

Dari pernyataan positif yang dilontarkan Gubernur Sumatera Utara itu, terlihat betapa dirinya juga mengharapakan agar PBB ini bisa menjadi organisasi yang terpandang dan siap berkontribusi untuk bangsa ini. 


Selain pernyataan Gubsu tersebut, tentunya harapan masyarakat dari lintas etnis pun demikian. Banyak berharap, organisasi PBB ini tetap berjalan sesuai dengan visi dan misinya, yaitu, mempererat tali persaudaraan orang Batak yang memang selama ini dikenal bersatu dan terorganisir. 

Kedua adalah menciptakan Pemuda Batak Bersatu menjadi kader-kader pemimpin bangsa yang dapat berkontribusi bagi bangsa dan negara kita tercinta ini dengan menciptakan bangsa yang benar-benar toleran, rukun dan mempunyai semangat gotong royongan. Ketiga, Pemuda Batak Bersatu dapat menjadi sosial kontrol bagi negara untuk menciptakan good government bagi pejabat negara dimana pun mereka berada.

Sejarah Berdirinya PBB

Pemuda Batak Bersatu adalah organisasi kemasyarakatan yang terdiri dari lintas etnis Batak tanpa memandang perbedaan agama.

Lahirnya organisasi PBB ini, berawal dari sebuah komunitas kecil orang Batak di seputaran Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, yang diberi nama “Satahi Sapartinaonan” yang artinya satu rasa. 

Nama “Satahi Sapartinaonan” itu, semakin berkembang, sampai kemudia berubah nama menjadi Paguyuban Pemuda Batak Bersatu. 

Seiring berjalannya waktu, pada Oktober 2019 Paguyuban Pemuda Batak Bersatu berubah nama menjadi Pemuda Batak Bersatu. 

Perubahan ini menjadi sejarah baru bagi PBB yang sudah memiliki badan hukum secara resmi. Akte Notaris: No. 08-10-2019 Sartono, SH., M.Kn dan sudah memiliki SK dari Kementerian Hukum dan HAM RI yaitu SK. Kemenkum dan HAM No. AHU-202.AH.02.01.Tahun 2012. 

Sedangkan Sekretariat Dewan Pengurus Pusat (DPP) terdapat di Ruko Grand Center Blok B No. 2, Jalan Cut Mutiah, Bekasi Timur di bawah Ketua Umum Lambok F. Sihombing dan Arnold Simamora sebagai Sekretaris Jenderal. 

Dengan rampugnya seluruh administrasi, Organisasi Pemuda Batak Bersatu sudah sah dan legal untuk melaksanakan kegiatannya di seluruh wilayah di Indonesia. 

Dan semoga "roh dan raga" PBB ini tetap utuh dan menjadi organisasi yang dikenang sepanjang masa.

Salam PBB, Satu Rasa Satu Jiwa, NKRI Harga Mati.

 

Penulis, Paber Siahaan, Wakil  Kepala Devisi Humas DPC PBB Rohul.