PSI Disebut Partai yang Tidak Masuk Senayan


Dibaca: 2593 kali 
Ahad, 09 Januari 2022 - 09:22:40 WIB
PSI Disebut Partai yang Tidak Masuk Senayan Ketua Umum PSI, Giring Ganesha

JAKARTA (MR) - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) disebut sebagai salah satu partai yang diprediksi tidak akan lolos ke Senayan.

Hal tersebut didapat dari sebuah hasil survei yang dilakukan oleh Panel Survei Indonesia yang menyebut bahwa perolehan suara PSI tak mampu menyentuh 4 persen ambang batas parlemen atau parliamentary threshold.

“Partai-partai yang diprediksi tidak bakal lolos ke Senayan yaitu PSI (dengan) meraih elektabilitas 1,3 persen,” ujar Direktur Eksekutif Panel Survei Indonesia, Andri Gunawan, dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Senin (3/1/2022).

Menurut dia, rendahnya preferensi politik masyarakat terhadap PSI yang pada Pemilu 2019 memperoleh 1,89 persen suara nasional tergambar dari survei Panel Survei Indonesia yang dilakukan pada 14 sampai dengan 29 Desember 2021.

Andri pun menjelaskan survei dilakukan dengan mengambil representasi sampel sejumlah 1.820 responden, pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling atau pengambilan sampel bertingkat di 34 provinsi, metode survei memiliki pengukuran kesalahan (sampling error) 2,3 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Selain PSI yang kini dipimpin Giring Ganesha, hasil survei ini memotret enam parpol lama juga tidak akan memiliki kursi di DPR RI.

Partai-partai tersebut ialah Perindo dengan elektabilitas 1,3 persen, Hanura 1,1 persen, Partai Bulan Bintang (PBB) 0,9 persen, Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) 0,8 persen, Berkarya 0,8 persen, kemudian Partai Garuda dengan elektabilitas 0,8 persen.

“Partai politik baru dan yang saat ini sedang membentuk kepengurusan untuk ikut serta dalam Pemilu 2024 hanya Partai Prima yang menjadi preferensi publik dengan tingkat elektabilitas 1,4 persen. Yang lainnya, Partai Gelora 0,7 persen, Partai Ummat 0,2 persen dan sisa yang belum memilih sebanyak 18,9 persen,” tutur Andri.

Posisi parpol papan atas dan tengah tidak berubah. Parpol papan atas masih dikuasai PDIP, Golkar dan Gerindra.

Temuan survei menunjukkan preferensi masyarakat pada PDIP masih yang tertinggi dengan elektabilitas 12,7 persen disusul Golkar pada posisi kedua dengan 12,4 persen dan Partai Gerindra di urutan berikutnya dengan 11,9 persen. Kemudian di posisi keempat Partai Demokrat dengan elektabilitas 8,9 persen.

“Demokrat menjadi parpol di luar pemerintahan yang memiliki peningkatan elektabilitas yang sangat signifikan dibandingkan hasil Pemilu 2019 (7,77 persen),” lanjutnya.

Sedangkan untuk papan tengah diisi oleh PKB, Nasdem, PKS, dan PPP.

“PKB elektabilitas 7,1 persen, Nasdem 6,8 persen, kemudian disusul partai-partai Islam lainya yaitu PKS 6,1 persen, PAN 3,3 persen, dan PPP 2,6 persen,” terang dia.

Sumber: suara.com