Sedih, Pria Penerima Transplantasi Jantung Babi Meninggal Dunia


Dibaca: 3452 kali 
Jumat, 11 Maret 2022 - 14:20:02 WIB
Sedih, Pria Penerima Transplantasi Jantung Babi Meninggal Dunia

MONITORRIAU.COM - DAVID Bennet, orang pertama di dunia yang menerima transplantasi jantung babi dilaporkan baru saja meninggal dunia pada Selasa 8 Maret 2022 di rumah sakit University of Maryland Medical Center (UMMC).

Pria berusia 57 tahun yang mengidap penyakit jantung kronis tersebut, sebelumnya diketahui sebagai orang pertama dalam sejarah sebagai penerima transplantasi jantung babi yang dimodifikasi secara genetik.

David menerima transplantasi jantung babi ini pada 7 Januari 2022, dengan demikian ia meninggal hanya berselang dua bulan pasca-menjalani operasi transplantasi.

Dalam pernyataan resminya, pihak rumah sakit mengatakan kondisi David mulai memburuk sejak beberapa hari sebelum meninggal. David sendiri tetap menerima perawatan paliatif, meski kala itu sudah jelas ia bisa sembuh.

Direktur Program Transplantasi Jantung UMCC, Dr. Bartley Griffith menyebutkan, tubuh David tidak mampu mengatasi akibat yang ditimbulkan dari gagal jantung.

“David tidak mampu mengatasi kelemahan yang menghancurkan yang disebabkan oleh gagal jantung yang dia alami sebelum transplantasi,” kata Dr. Bartley Griffith, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11/3/2022).

Dokter Bartley menambahkan, untuk bagian tranplantasi jantungnya sendiri berfungsi dengan baik.

Sebagai informasi, David pertama kali datang ke rumah sakit sebagai pasien pada Oktober 2021 dan dipasangi mesin bypass jantung-paru. Tetapi pada saat itu, David dianggap tidak memenuhi syarat untuk menjalani transplantasi jantung konvensional pada umumnya.

Sampai akhirnya, tim dokter menawarkan pilihan untuk melakukan transplantasi menggunakan organ jantung babi. Pihak rumah sakit mengungkapkan, sebagai pasien kala itu David sudah diberitahu apa saja risiko dari prosedur yang ia akan jalani.

“Sebelum menyetujui untuk menerima transplantasi, Mr.Bennett sepenuhnya diberitahu tentang risiko prosedur, dan bahwa prosedur itu eksperimental dengan risiko dan manfaat yang tidak diketahui," kata rumah sakit."*** (Okezone)