Perubahan Iklim Mengancam Ketahanan Pangan, Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah


Dibaca: 5055 kali 
Kamis, 12 Mei 2022 - 19:53:59 WIB
Perubahan Iklim Mengancam Ketahanan Pangan, Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah Ilustrasi

MONITORRIAU.COM - Ketahanan pangan merupakan tujuan dari berbagai kebijakan sektor pertanian. Namun tercapainya ketahanan pangan karena adanya perubahan iklim.

Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta mengatakan, perubahan iklim yang ekstrim dapat memengaruhi sektor pertanian sehingga ketahanan pangan dapat terancam.

"Ketahanan pangan global terus menghadapi tantangan, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah perubahan iklim. Di Indonesia sendiri, perubahan iklim akan terus berlangsung pada cuaca ekstrim seperti banjir atau panjang yang akan mengganggu pertanian," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (12/). 5/2022).

Menurut dia, perubahan iklim berdampak terhadap produktivitas pangan karena mengganggu sistem penyerbukan tanaman dan meningkatkan infeksi hama serta penyakit tanaman.

Selain itu, perubahan iklim juga menyebabkan perubahan cuaca yang tidak menentu, peningkatan suhu udara dan kekeringan yang dapat mengurangi hasil pertanian.

Kondisi ini juga mempersulit petani dalam menentukan waktu tanam yang tepat dan hal ini dapat mengakibatkan gagalnya panen dan membuka peluang kelangkaan pangan karena berkurangnya produksi.

"Kebijakan bahasa menjadi lebih relevan karena kerawanan justru akan berdampak pada konflik dan migrasi besar-besaran," katanya.

Dia menjelaskan, pembukaan lahan secara paksa termasuk ke dalam metode yang tidak ramah lingkungan karena dapat mengancam ketahanan pangan dalam jangka panjang.

Selain itu, ketersedian pangan bergizi dan bagi masyarakat, terutama yang terjangkau, sangat penting. Masyarakat rendah akan memilih untuk membeli pangan dengan nutrisi minimum jika ada kenaikan harga.

"Kenaikan harga pada akhirnya akan mengurangi pangan yang bergizi dan mendorong mereka untuk mengonsumsi pangan bernutrisi rendah dan lebih murah," kata dia.

Contohnya daging sapi yang kaya akan protein tidak akan banyak dinikmati oleh masyarakat berdaya beli rendah karena harganya yang relatif mahal.

Masyarakat menengah ke bawah akhirnya akan membeli pangan yang mengenyangkan dan lebih murah. Hal ini dapat berdampak pada kecilnya variasi asupan nutrisi dan mengancam kualitas konsumsi pangan yang merupakan bagian penting dari pilar ketahanan pangan.

demikian dia menjelaskan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi beberapa faktor tersebut.

Salah satunya, pemerintah perlu melibatkan semua pemangku kepentingan dalam sektor untuk membentuk ekosistem riset, dan merumuskan kebijakan yang dapat mengakomodir tercapainya ketahanan pangan dengan mempertimbangkan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Ekosistem ini diharapkan dapat memunculkan kebijakan yang tepat sasaran, efisien dan responsif terhadap perubahan, tutur dia.

Kestabilan harga pangan di pasar juga harus diusahakan lewat regulasi impor pangan yang responsif dan fokus pada intensifikasi lahan dan peningkatan produktivitas."*** (KOMPAS.com)