Cara Kerja Senjata Termobarik yang Digunakan Rusia Bombardir Ukraina, Apakah Langgar Hukum?


Dibaca: 2794 kali 
Rabu, 18 Mei 2022 - 19:07:42 WIB
Cara Kerja Senjata Termobarik yang Digunakan Rusia Bombardir Ukraina, Apakah Langgar Hukum?

MONITORRIAU.COM - Cara kerja senjata termobarik menarik untuk diketahui. Senjata ini sempat menjadi perbincangan hangat karena digunakan pasukan Rusia dalam menyerang Ukraina.

Penggunaan senjata termobarik sebenarnya dilarang oleh beberapa organisasi internasional karena dampaknya yang menyiksa. Senjata ini bisa ditembakkan dari peluncur roket maupun dijatuhkan dari udara menggunakan pesawat.

Lantas bagaimana cara kerja senjata termobarik sampai penggunannya dilarang oleh beberapa pihak?

Termobarik atau juga dikenal dengan bom aerosol terdiri atas tabung berisi bahan bakar serta dua bahan peledak yang terpisah satu sama lain.

Pada tahap pertama charge mendistribusikan aerosol yang terbuat dari bahan sangat halus, yakni dari bahan bakar berbasis karbon hingga partikel logam kecil. Kemudian charge kedua memantik awan yang keluar hingga menciptakan bola api. Setelah itu terjadilah gelombang kejut sangat besar dan ruang hampa akibat proses penyedotan oksigen di sekitarnya.

Gelombang ledakan bisa bertahan lebih lama daripada bahan peledak konvensional. Bahkan dalam jarak tertentu, biasanya relatif dekat bergantung pada ukuran termobarik, senjata ini bisa melenyapkan tubuh manusia.

Gelombang kejut yang ditimbulkan bisa masuk ke celah atau ruang-ruang di gedung atau bungker bawah tanah sehingga sulit bagi target untuk menghindari dampak senjata termobarik.

Senjata semacam ini digunakan untuk berbagai tujuan serta tersedia dalam berbagai ukuran. 

Menurut Marcus Hellyer, analis senior Institut Kebijakan Strategis Australia, Rusia menggunakan senjata termobarik kemungkinan untuk merusak formasi pertahanan Ukraina.  Senjata yang diluncurkan dari udara dengan ukuran sangat besar digunakan untuk menghancurkan terowongan-terowongan dan bungker pertahanan."

 Senjata termobarik sudah digunakan oleh Rusia dan negara Barat sejak 1960-an. Amerika Serikat mengandalkan senjata ini untuk melenyapkan Al Qaeda di pegunungan Afghanistan. 

Hellyer mengatakan, senjata termobarik sangat efektif dalam menghancurkan formasi pertahanan. Meski senjata ini tidak bisa menghancurkan tank, termobarik dapat digunakan sebagai senjata yang bisa merusak kompleks apartemen dan bangunan lainnya. 

Pada 2020, Human Rights Watch (HRW) mengutuk penggunaan senjata termobarik di Chechnya oleh Rusia. Menurut HRW, serangan yang dilakukan Rusia sangat berbahaya dan menimbulkan dampak kemanusian. 

Efek yang ditimbulkan dari senjata termobarik ini sangat mengerikan, menciptakan ruang hampa serta menyedot udara keluar dari paru-paru. 

Tidak ada undang-undang internasional yang secara khusus melarang penggunaan senjata termobarik. Namun jika suatu kekuatan militer menggunakannya untuk menargetkan penduduk sipil, negara tersebut bisa dihukum atas kejahatan perang di bawah Konvensi Den Haag 1899 dan 1907.*** (iNews.id)