Harga Cabai di Asahan Tembus Rp 85 Ribu/Kg, Daya Beli Menurun


Dibaca: 6166 kali 
Selasa, 14 Juni 2022 - 16:07:40 WIB
Harga Cabai di Asahan Tembus Rp 85 Ribu/Kg, Daya Beli Menurun

MONITORRIAU.COM - Harga cabai merah di Pasar Inpres Kisaran, kian pedas. Kini cabai merah dijual Rp 85 ribu per kilogram. Harga yang sama juga terjadi di sejumlah pasar tradisional lainnya di Kabupaten Asahan.

Kenaikan ini tergolong cepat, padahal pantauan wartawan sepekan lalu atau Senin (6/6) kemarin harga cabai Rp 50 ribu per kilogramnya. Jika dibandingkan dengan momen Idul Fitri kemarin kenaikan dapat dihitung berkali kali lipat di mana saat itu cabai berkisar antara Rp 30-35 per kilogramnya.

"Makin naik, sekarang sudah Rp 85 Ribu per kilogram. Itu juga stok di agen mulai berkurang," kata seorang pedagang bermarga Simangunsong ketika ditemui di Pasar Inpres Kisaran, Selasa (14/6/2022).

Kondisi ini, kata dia, membuat daya beli masyarakat berkurang. "Tetap dibeli tapi takarannya dikurangi, " terangnya.

Siasat untuk mengurangi bahan baku cabai juga dilakukan oleh pemilik usaha rumah makan. Pasalnya mereka tak bisa langsung menaikkan harga makanan yang dijual. "Tetap beli cabai lah, mau bagaimana lagi. Takarannya waktu memasak saja yang dikurangi kalau biasa sehari bisa 5 kilogram dikurangi menjadi 3 kilogram," kata Marzuki salah seorang pemilik rumah makan di Kisaran.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura di Dinas Pertanian Kabupaten Asahan, Abdul Rasyid Tambunan menjelaskan mahalnya harga cabai disebabkan karena adanya dampak perubahan iklim. Kondisi itu, menurut dia membuat petani terlambat panen.

"Karena keterlambatan panen cabai tadi yang sifatnya hanya tahan beberapa hari banyak yang busuk. Namun berdasarkan keterangan yang dirilis Kementerian Pertanian stok cabai secara global itu masih aman termasuk untuk daerah kita dan (kenaikan harga cabai) ini sifatnya hanya sementara saja," kata Rasyid dikonfirmasi terpisah.

Kabupaten Asahan kata dia bukanlah daerah sentra penghasil cabai meski demikian hasilnya tetap beredar dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Kita di dinas ini lagi pantau berapa produktivitas cabai di Asahan ini, dengan begitu ke depan kita bisa tau kejadian seperti ini nanti bisa berapa lama. Tapi secara Nasional sudah diumumkan stok aman, dan ini hanya karena dampak perubahan iklim saja. Kalau tanaman cabainya tak hilang masalahnya terhambat memanen," katanya.

"Kalau kita di Asahan ini hanya kena imbas dari sentra-sentra penghasil cabai yang terhambat panen tadi. Karena pasokan cabai kita dari sana ya kebanyakan dari Karo. Diperkirakan ini sebentar saja akan normal," terangnya."*** (detikSumut)