BMKG Sebut Wilayah Riau Bagian Selatan Rawan Karhutla


Dibaca: 6440 kali 
Selasa, 07 Februari 2017 - 17:41:33 WIB
BMKG Sebut Wilayah Riau Bagian Selatan Rawan Karhutla Ilustrasi karhutla di Riau

PEKANBARU (MR) - Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan wilayah Riau bagian selatan meliputi Kabupaten Pelalawan, Kuantan Singingi, Siak, Kampar dan Indragiri Hulu rawan terbakar. 

"Secara keseluruhan potensi hujan di wilayah Riau terus menurun. Namun dari pantauan kita, wilayah Riau bagian selatan cenderung lebih kering dibanding daerah lainnya sehingga rawan terbakar," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin, Selasa (7/2/2017). 

Dijelaskan, saat ini pola angin bergerak dari arah timur menuju barat daya yang berimbas pada turunnya kelembaban sehingga jarang terjadi hujan.

Selanjutnya, temperatur udara menjadi tinggi dan panas sehingga mengakibatkan lahan kering dan rawan terbakar. 

Sugarin mengatakan, wilayah Riau bagian selatan yang berpotensi rawan kebakaran itu masuk ke dalam kategori zona merah atau sangat rawan terjadinya kebakaran. 

Secara keseluruhan, BMKG Pekanbaru membagi wilayah Riau dalam empat kelompok warna berbeda. Merah terindikasi sangat mudah terbakar, kuning mudah, hijau tidak mudah dan biru aman dari kebakaran. 

Sugarin menuturkan, sejumlah wilayah di Riau bagian utara seperti Rokan Hilir, Bengkalis, Meranti dan Dumai masuk dalam kategori aman dari kebakaran karena potensi hujan masih cukup tinggi. 

Sementara sejumlah kabupaten lainnya masuk dalam kategori mudah dan tidak mudah terbakar seperti Kampar dan Rokan Hulu serta Indrgiri Hilir. 

"Namun, dari prakiraan kita potensi hujan dalam sepekan mendatang akan terus menurun. Artinya seluruh wilayah Riau harus tetap waspada kekeringan dan kebakaran," jelasnya. 

Seperti hari ini, dia mengatakan cuaca di Pekanbaru cenderung mendung. Namun, untuk terjadi hujan cukup sulit. Dia menjelaskan hal ini disebabkan karena peralihan cuaca hingga memasuki musim kering. 

BMKG Pekanbaru dalam beberapa terakhir menyatakan keberadaan titik panas terus menurun hingga nihil. Hal itu berbeda dibanding pada medio Januari 2017 lalu. Saat itu belasan titik api terdeteksi satelit yang menyebar di sejumlah kabupaten dan kota di Riau. 

Sebagai langkah antisipasi, Pemerintah Provinsi Riau kemudian menetapkan status siaga darurat kabut asap akibat karhutla hingga 30 April 2016.

Gubernur Riau, Aryadjuliandi Rachman menjelaskan penetapan status tersebut sebagai upaya memaksimalkan pencegahan dan penanggulangan secara terpadu bencana kebakaran hutan dan lahan di Riau.(antara)