TOP OF THE WEEK: Kisah Obama, BJ Habibie dan Jokowi dalam Sepekan


Dibaca: 8373 kali 
Sabtu, 18 Februari 2017 - 07:26:26 WIB
TOP OF THE WEEK: Kisah Obama, BJ Habibie dan Jokowi dalam Sepekan

JAKARTA (MR) - Selama menjadi Presiden Amerika Serikat, penghasilan Barack Obama meningkat. Meski semakin kaya, ia dan keluarga justru menjadi dermawan. Obama pun menghasilkan USD20 juta (setara Rp266 miliar).

Pemerintah gencar mempertajam daya saing Indonesia. Di sisi lain, perlu banyak perbaikan di dalam negeri sendiri. Menurut Presiden Republik Indonesia ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie, salah satunya adalah pembukaan lapangan kerja di Indonesia juga sangat diperlukan. Sehingga produktivitas masyarakat meningkat.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini melakukan pelepasan bantuan hibah beras sebesar 5.000 metrik ton (mt) untuk Sri Lanka. Acara pelepasan ekspor beras kali ini dilakukan di Kantor Divisi Regional Bulog DKI Jakarta, Jakarta Utara. Setibanya di lokasi Jokowi segera menuju truk kontainer pengangkut beras bantuan. Diiringi rintik hujan, Jokowi pun segera naik kontainer seorang diri. Tampak Jokowi kemudian berbincang dengan sejumlah pejabat negara yang hadir seusai meninjau kontainer tersebut. 

Ketiga berita tersebut, merupakan berita-berita yang populer selama akhir pekan kemarin di kanal Okezone Finance.

Wuih...Berpenghasilan Rp226 M Selama Jadi Presiden, Obama Justru Lebih Dermawan

Selama menjadi Presiden Amerika Serikat, penghasilan Barack Obama meningkat. Meski semakin kaya, ia dan keluarga justru menjadi dermawan.

Ketika bergabung dengan Senat Amerika Serikat pada 2005, Barack Obama hanyalah mantan profesor di bidang hukum yang berusia 43 tahun dan hanya mendapat penghasilan USD85 ribu per tahun (setara Rp1,13 miliar).

Selama 12 tahun kemudian, Obama memenangkan kursi di Gedung Putih, memerbaiki hukum pemerintahan Amerika Serikat, menghentikan perang, dan menghasilkan USD20 juta (setara Rp266 miliar)

FORBES melakukan analisis dokumen pajak dan keuangan selama 16 tahun dan mendapati bahwa tiga per empat penghasilan Obama berasal dari penjualan buku yang luar biasa. Sebagai penulis, Obama menghasilkan USD15,6 juta (setara dengan Rp207 miliar) sejak tiba di Washington.

Dia menghasilkan USD8,8 juta (sekira Rp117 miliar) dari buku terlaris Audacity of Hope dan buku anak-anak Of Thee I Sing: A Letter To My Daughters. Tulisan memoar Dreams From My Father, yang sebenarnya dipublikasikan pada 1995, juga dirilis ulang saat Obama menginjakkan kaki di ibu kota. Sehingga dia mendapatkan rezeki tambahan sebesar USD6.8 juta (Rp90,5 miliar). Sementara itu, gaji Obama yang didapat dari negara hanya USD3,7 juta (Rp49 miliar).

Mantan presiden Amerika tersebut tidak membuang waktu untuk memanfaatkan ceritanya begitu tiba di ibu kota. Pada Januari 2005, –bulan yang sama ketika masuk dalam Senat— dia mendapat persetujuan dari komite etik untuk meningkatkan royalti USD1,9 juta (Rp25 miliar) pada penerbit Random House atas dua buku non-fiksi dan satu buku anak-anak.

Peningkatan pendapatan keluarga Obama

Keluarga Obama, yang hanya mendapat penghasilan kurang dari USD300 ribu (Rp3,9 miliar) per tahun sejak 2000-2004, bisa meningkatkan pendapatan hingga US2,4 juta (Rp31,9 miliar) pada empat tahun berikutnya. Mereka bisa menjadi lebih kaya, bahkan sebelum Barack menjadi presiden. Pada saat Barack memulai karier sebagai senator, Michelle masih bekerja sebagai wakil presiden komunitas dan hubungan masyarakat untuk rumah sakit di bawah naungan Universitas Chicago.

Dia mendapatkan penghasilan US317 ribu (Rp4,2 miliar) pada 2005 dan USD274 ribu (Rp3,6 miliar) tahun 2006. Selain itu, di tahun 2005 dan 2006, Michelle juga menjabat sebagai dewan publik di TreeHouse Foods dan menghasilkan lebih dari USD80 ribu (Rp1 miliar).

Kemudian, penghasilan keluarga Obama semakin meningkat. Dua pekan sebelum inagurasi presiden ke-44, Obama memerbaharui perjanjian penerbitan bukunya. Dia setuju untuk tidak menerbitkan buku non-fiksi selama bekerja di kantor kepresidenan. Tetapi, Obama menandatangani perjanjian senilai USD500 ribu (Rp6,6 miliar) untuk buku Dreams From My Father versi dewasa. Dia juga menyelesaikan skrip Of Thee I Sing: A Letter To My Daughters, yang dipublikasikan pada November 2010. Obama mendonasikan semua keuntungan pajak dari buku anak-anak untuk beasiswa bagi anak-anak dari tentara yang terluka atau tewas di medan perang.

Selama delapan tahun berikutnya, Keluarga Obama menghasilkan USD10,8 juta (Rp143 miliar). Obama melaporkan laba USD3,1 juta (Rp41 miliar) sebelum pajak dari gaji presiden (sekira USD392 ribu/Rp5 miliar per tahun). Sekitar USD120 ribu (Rp1,5 miliar) berasal dari bunga dan deviden dari kepemilikan investasi.

Menjadi dermawan

Setelah mendapat uang yang banyak, keluarga Obama justru menjadi dermawan. Sejak 2000-2004, mereka hanya mendonasikan dana sekira USD10,770 (Rp143 juta) dari pengembalian pajak saja. Nilai tersebut kurang dari 1% dari penghasilan mereka. Namun, pada 2005-2015, keluarga Obama memberikan sumbangan amal sebesar USD1,6 juta (Rp21,3 miliar), atau sekira 8% dari penghasilan.

Obama akan menghasilkan uang lebih banyak di masa mendatang. Bill dan Hillary Clinton saja bisa menghasilkan lebih dari USD240 juta (Rp3,1 triliun) selama 15 tahun setelah keluar dari Gedung Putih. Padahal, mereka masih terjerat utang saat meninggalkan istana kepresidenan. Pasangan Clinton bisa menghasilkan banyak uang dari hasil pidato dengan bayaran tinggi dan penerbitan buku. Demikian dilansir Qerja.*** (okezone)