Tangan Berkeringat Tanda Sakit Jantung, Mitos atau Fakta?


Dibaca: 4594 kali 
Jumat, 02 Maret 2018 - 16:17:43 WIB
Tangan Berkeringat Tanda Sakit Jantung, Mitos atau Fakta? Ilustrasi

MONITORRIAU.COM – Sering kali kita mendengar seseorang secara tiba-tiba terkena serangan jantung padahal sebelumnya ia terlihat sehat dan bugar. Serangan jantung yang terjadi tiba-tiba dikenal sebagai silent heart attack.

Banyak faktor yang menyebabkan kejadian serangan jantung, namun faktor risiko yang umum ditemukan yaitu perokok aktif, memiliki riwayat penyakit jantung pada keluarga, usia, kadar kolesterol tinggi, tekanan darah yang tinggi, diabetes, kurangnya aktivitas fisik, dan mengalami overweight.

Selain itu, di kalangan masyarakat juga banyak beredar anggapan terkait penyakit jantung. Misalnya jika tangan lembap karena sering berkeringat, itu merupakan tanda-tanda bakat sakit jantung. Hmmm... benar tidak, ya?

Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB., dan dr. Ade Imasanti Sapardan, SpJP, FIHA., dalam acara Ayo Hidup Sehat yang tayang di tvOne, Jumat, 2 Maret 2018 memberikan penjelasan seputar mitos dan fakta penyakit jantung.

Terkait dengan tangan yang cenderung berkeringat, ternyata tidak benar bahwa itu merupakan gejala penyakit jantung. Menurut dr. Ari, keluarnya keringat pada permukaan tangan hingga menjadikannya lembap, bisa macam-macam penyebabnya. "Harus diperiksa dulu penyebabnya, tangan berkeringat bisa karena stres, keturunan," kata dr. Ari.

Anggapan bahwa penyakit jantung hanya menyerang kalangan usia lanjut juga tidak sepenuhnya benar. "Tidak selalu, bisa saja terjadi pada anak muda usia 25 tahun, 30 tahun, tergantung gaya hidupnya seperti apa. Misalnya sejak SMP sudah merokok, ya, harus waspada," kata dr. Ari.

Selain itu, dr. Ade menjelaskan tentang apakah benar begadang, minum kopi, dan stres bisa memicu sakit jantung. "Itu adalah tiga hal yang berbeda," kata dr. Ade.

"Kalau stres memang fakta, bisa menjadi pencetus serangan jantung. Karena saat stres, denyut jantung lebih cepat, sehingga oksigen yang dibutuhkan lebih tinggi." Meski stres bisa menjadi pemicu, tapi serangan jantung itu timbul biasanya karena orang yang bersangkutan sudah memiliki faktor risiko terkena serangan jantung.

Sementara itu, minum kopi tidak dapat dikatakan sebagai pemicu serangan jantung. Yang benar adalah kopi memang meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah yang tinggi merupakan salah satu faktor risiko terkena serangan jantung. Takaran minum kopi yang disarankan per hari adalah tidak lebih dari empat cangkir.

Anggapan lain yang cukup populer di kalangan masyarakat adalah penyakit jantung bisa terjadi karena warisan genetik. Untuk hal ini, dr. Ade mengatakan bahwa genetika adalah salah satu faktor risiko. "Benar bahwa penyakit jantung adalah penyakit keturunan dari orangtua, tapi itu faktor risiko, belum tentu kena," kata dr. Ade.*** (viva)