Desa Tanjung Alai Miliki Potensi Wisata yang Besar


Dibaca: 8199 kali 
Selasa, 04 Desember 2018 - 12:20:30 WIB
Desa Tanjung Alai Miliki Potensi Wisata yang Besar

TANJUNG ALAI (MR) - Terletak di perbatasan Provinsi Riau dengan Sumatera Barat dan mudah dijangkau, Desa Tanjung Alai, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar yang memiliki potensi pariwisata yang cukup tinggi diharapkan bisa menjadi etalase bagi Riau. 

Hal itu diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau Siti Astiyah dan Kepala Desa Tanjung Alai Zulfan Alwi pada acara penyerahan bantuan sosial Bank Indonesia kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Muagho Gulamo dan Destinasi Wisata Tanjung Alai di Area Jembatan I Desa Tanjung Alai, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Senin (3/11/2018). 

Acara ini dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar Yusri, perwakilan dari Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar Zulia Dharma, Camat XIII Koto Kampar Rahmat Fajri, Camat Koto Kampar Hulu Tengku Said Hidayat, ninik mamak dari Tanjung Alai, Pulau Gadang dan sekitarnya, perwakilan manajemen PLN Darmansyah, kepala Desa se-Kecamatan XIII Koto Kampar, Kapolsek XIII Koto Kampar, Danramil XIII Koto Kampar, tokoh masyarakat dan lainnya. 

Siti menilai Desa Tanjung Alai sangat potensial sekali untuk kegiatan pariwisata. "Seperti etalase. Ini bisa dijadikan etalase yang cukup bagus. Hanya butuh waktu dua jam dari Pekanbaru. Orang yang datang dari Pekanbaru tak perlu menginap," tutur Siti. 

Siti menceritakan, pemberian bantuan program sosial Bank Indonesia (PSBI) untuk menunjang pariwisata ini berdasarkan pemikiran sederhana berawal dari duduk-duduk di sekitar Jembatan I di Desa Tanjung Alai beberapa waktu lalu. Wanita yang sudah tahun berada di Riau ini sangat tertarik dengan keindahan alam di Desa Tanjung Alai. "Kita ingin berkontribusi positif bagaimana memajukan Kampar, salah satu meningkatkan pendapatan melalui pariwisata. Ini gerbang, salah satu gerbang menikmati keindahan Kampar," ulasnya lagi. 

Menurutnya, pariwisata adalah sumber pertumbuhan ekonomi baru Provinsi Riau terutama di Kabupaten Kampar. 

Lebih lanjut dikatakan, di Kabupaten Kampar, program sosial BI tidak hanya dilakukan di Tanjung Alai, namun juga terdapat di dua desa lainnya, diantaranya memberikan bantuan untuk petani cabe dengan luas kebun cabe sebanyak 20 hektare. 

Sekda Kampar dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Bank Indonesia. Menurutnya, sudah merupakan suatu tanggungjawab perusahan memberikan dana corporate social responsibility (CSR) kepada masyarakat. 

 Yusri yang mengatakan serasa pulang kampung ketika datang ke Kecamatan XIII Koto Kampar karena pernah menjadi Lurah Batubersurat yakin program BI sukses untuk memajukan pariwisata. Dalam kesempatan ini Yusri mengingatkan Pokdarwis menjaga keterbukaan, pintar memberikan penjelasan, perlu adanya kerendahan hati dari pengurus Pokdarwis, kemuliaan dan kesederhanaan. "Ninik mamak, alim ulama, itu yang perlu dikawal," kata Sekda. 

Ia mengatakan, pariwisata saat ini sudah merupakan sebuah industri, makanya cikal bakal ekonomi ada di pariwisata. "Kita diberi keleluasan oleh pihak PLTA koto Panjang, rugi kalau tidak dimanfaatkan," beber Yusri. Waduk PLTA Koto Panjang memiliki potensi pendapatan yang besar. Jika Tapung memiliki minyak dan perkebunan, Kampar Kiri perkebunan dan pariwisata, maka di XIII Koto Kampar dan Koto Kampar Hulu memiliki potensi besar dibidang pariwisata. 

Pria yang akrab disapa Datuk Yusri ini juga menyebutkan bahwa Waduk PLTA Koto Panjang adalah kebesaran Allah yang ada di XIII Koto Kampar dan koto Kampar Hulu. Ini adalah berkah dan hendaknya terus dipelihara dan jangan melakukan penanaman kelapa sawit di daerah tangkapan air. 

Yusri juga mengingatkan masyarakat dan pengelola wisata membuat wisatawan merasa nyaman dan merubah mindsentnya. "Wisatawan yang datang jangan ada yang terusik dan terganggu dan jangan ada barang mereka yang hilang," kata Yusri. 

Ia juga mengingatkan agar harga sewa, tiket masuk tidak terlalu mahal. "Contohnya sewa boat jangan mahal. Kalau murah mereka (wisatawan red) akan datang berpuluh kali dan kalau di XIII koto Kampar biayanya lebih mahal dari Danau Toba dan Bali maka kagham (karam) kita," tegas Sekda. 

Dalam kesempatan ini Yusri juga menuturkan soal pengembangan Candi Muara Takus. Tahun 2017 lalu jumlah kunjungan wisatawan ke Candi Muara Takus mencapai 2.000 orang. Atas dasar itu pemerintah pusat menganggarkan dana sebesar Rp 9,2 miliar untuk pengembangan Cagar Budaya Candi Muara Takus. 

Dikatakan, Candi Muara Takus sebagai salah satu ikon di sekitar Waduk Koto Panjang adalah milik dunia, bukan hanya milik Indonesia, Riau ataupun Kabupaten Kampar. Oleh sebab itu masyarakat di sekitar candi hendaknya menjaga situs dunia ini. 

Sementara itu, Kepala Desa Tanjung Alai Zulfan Alwi menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak Bank Indonesia yang telah memberikan bantuan pengembangan pariwisata di Tanjung Alai. Dengan adanya pembuatan papan bilboard akan membuat pariwisata dan Desa Tanjung Alai semakin dikenal dan semakin ramai dikunjungi. Zulfan juga berharap kepada Bupati Kampar semakin memperhatikan Tanjung Alai karena ia mengaku Tanjung Alai sebagai teras Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau. 

"Tanjung Alai mudah dijangkau. Berada di jalur lalu lintas Provinsi Riau dan Sumbar," ungkap Zulfan. Ia juga berharap perusahaan BUMN menjadikan Tanjung Alai sebagai desa binaan.***(Rtc)