Dunia

Karhutla Mulai "Serang" Malaysia

MONITORRIAU.COM - Kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang telah mengepung sebagian wilayah Malaysia dalam beberapa pekan terakhir dilaporkan telah mencapai level berbahaya pada Ahad (11/8/2019).

Berdasarkan Indeks Pencemaran udara (Air Pollution Index-API) Kementerian Lingkungan Hidup Malaysia, tingkat polusi udara di Miri, Sarawak, mencapai angka 400 akibat kebakaran lahan gambut di wilayah itu. Sejak Sabtu pagi, level API di wilayah yang terletak di barat laut Kalimantan itu juga telah mencapai angka 390.

Di Malaysia, pengukuran kualitas udara menggunakan standar API. API level 51 hingga 100 diklasifikasikan berkualitas sedang. Kualitas udara dengan API level 101-200 dikategorikan tidak sehat. Sementara API level 201-300 dinilai sangat tidak sehat. Sementara kualitas udara dengan level API di atas 300 dikategorikan berbahaya.

Badan Meteorologi (MetMalaysia) mengidentifikasi ada empat titik api karhutla yang berkobar di Malaysia, sementara sebanyak 103 titik api berada di wilayah Indonesia.

"Tiga titik api terdeteksi di Sarawak dan satu di Semenanjung Malaysia. Kalimantan memiliki 93 titik api, sementara Sumatera memiliki empat titik api," bunyi pernyataan MetMalaysia.

Kualitas udara yang buruk di Kuala Baram diyakini terjadi akibat kebakaran lahan gambut di wilayah itu. Meski petugas kebarakan telah dikerahkan untuk memadamkan api sejak awal Agustus, kebakaran masih terjadi di dua daerah seluas sekitar 14 hektare dan 28 hektare.

Otoritas Miri telah mengimbau warga di wilayah itu, terutama di Kuala Baram untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.

"API di Kuala Baram telah mencapai hampir 400. Tetap di dalam ruangan jika benar-benar tidak begitu penting untuk keluar. Gunakan masker," ucap Wakil Menteri Perencanaan Kota, Administrasi pertahanan, dan Lingkungan, Datuk Len Talif Salleh, seperti dikutip The Star.

Sementara itu, di wilayah Ipoh, Ketua Komite Lingkungan Perak, Dr Abdul Aziz Bari, memperingatkan seluruh sekolah untuk waspada mengatur aktivitas siswa di luar ruangan.

Abdul Aziz mengimbau seluruh guru dan kepala sekolah merujuk pada indeks API terbaru sebelum mengatur kegiatan pelajaran di luar ruangan.

"Kami ingin sekolah lebih mengetahui tetnant situasi kabut asap saat ini untuk memastikan bahwa siswa tidak sakit," katanya.

Selain Miri dan Ipoh, level API di sejumlah wilayah seperti Johan Setia di Klang Selangor juga mecapai kategori "tidak sehat." seperti dikutip MalayMail.




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan