Riau

Saipudin Ikhwan Kecam Tindakan Brutal Aparat saat Amankan Aksi APMI

TEMBILAHAN (MR) - Saipudin Ikhwan salah satu penggagas APMI (Aliansi Pemuda Mahasiswa Inhil) mengecam tindakan aparat terhadap peserta aksi di depan Kantor DPRD Inhil 16 september lalu.

"Melihat perkembangan yang terjadi saat aksi APMI dilapangan saya mengecam tindakan aparat yang brutal kepada pemuda mahasiswa inhil yang melakukan aksi  di kantor DPRD Inhil,"

Menurut boboy (sapaan akrab Saipudin Ikhwan) sejak awal aparat sudah mengambil tindakan yang salah dengan mencoba menggabungkan dua elemen aksi yang berdeda dengan cara mengancam tidak akan mengeluarkan STTP 

(Surat Tanda Terima Pemberitahuan).

"Awalnya polisi  memanggil korlap dan meminta aksi untuk digabungkan (karena saat itu ada juga yang ingin aksi selain APMI) dan mengancam tidak memberikan STTP jika tidak mau bergabung, tapi karena kawan kawan merasa di intervensi terlalu dalam, dan bertentangan dengan konsep yang telah direncanakan, APMI tetap melakukan aksi meski tanpa STTP karena ini kepentingan rakyat, menurut saya itu tindakan yang ceroboh,  menggunakan pendekatan seperti itu tidak tepat, mahasiswa semakin diancam akan semakin melawan. " 

Boboy menambahkan aparat melakukan tindakan brutal karena melarang mahasiswa masuk ke halaman DPRD inhil, menurut boboy peserta aksi tidak akan menggangu pelantikan, dibuktikan pertemuannya dengan DPRD berlangsung lancar dan aman. 

"Di lapangan terjadi bentrokan karena tindakan aparat yang brutal,  teman kita ditendang, dipukul, bahkan dipijak, padahal mereka tidak membawa senjata sama sekali, ban untuk dibakar sekalipun tidak bawa, mereka hanya ingin masuk kehalaman dan menemui DPRD.. Mereka tidak mungkin mengganggu pelantikan, buktinya setelah mereka berhasil masuk, tertib bahkan hangat, itu videonya viral sudah dimana-mana, terlihat jelas apa yang terjadi."

Boboy menambahkan, kecerobohan aparat ini  karena masih amatir dalam menghadapi aksi mahasiswa,  dan harus segera diselesaikan, agar tidak menjadi musuh bersama. 

"Menurut saya ini adalah kecerobohan, dan ke-amatiran aparat.. Jika tidak segera diurai benang yang kusut ini, maka akan menjadi masalah berkepanjangan antara pergerakan mahasiswa dan aparat, dan saya meminta kepada bupati untuk Satpol PP dan Kapolres untuk Polisi, agar mengambil tindakan cepat,  Kalau tidak saya khawatir aparat akan menjadi musuh bersama pergerakan mahasiswa"*** (rls) 




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan