Peristiwa

Balita Alami Lebam dan Kebiruan, Keluarga Duga Akibat Malapraktik

MONITORRIAU.COM - Seorang bocah perempuan bernama Kania Indah Berliani tergeletak lemah di kamar perawatan lantai 3 RSU Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Pamulang. Di bagian pangkal siku lengan kirinya terdapat lebam berwarna kebiruan akibat bekas suntikan.

Pihak keluarga menduga, ada tindakan malapraktik yang dilakukan. Hal itu disebabkan lebam-lebam kebiruan akibat bekas suntikan. Tak hanya di beberapa titik bagian lengan, bekas jarum suntik juga nampak di kedua kaki bocah berumur 14 bulan tersebut.

"Soalnya waktu kita tanya ini sakit apa? Enggak dikasih tahu penyakitnya, dibilang masih diobservasi, padahal sudah dari beberapa hari lalu dirawat. Disuntik beberapa kali, di kaki, tangan, sampai bengkak, ini sekarang sudah agak kempes. Apa memang penanganannya seperti ini?," ujar Marhadi (29), ayah KIB kepada Okezone, Senin 30 Desember 2019.

Diceritakan Marhadi, Kania mulanya mengalami demam di rumah pada Rabu 25 Desember 2019. Karena demamnya tak turun, lantas Marhadi bersama sang istri, Narita Putri (26), membawa putrinya ke RSU Tangsel.

"Masuknya dari hari Rabu, langsung ke IGD. Habis itu dipindah ke ruang perawatan. Dimasukin obat juga lewat dubur, enggak lama kejang-kejang," jelas Marhadi.

Karena kondisi semakin parah, lantas petugas medis menyuntikkan jarum infus ke lengan Kania. Melihat anaknya disuntik, Marhadi dan istrinya sempat aneh lantaran putri pertama mereka justru disuntik saat kondisi demam tinggi. Bahkan, sambungnya, suntikan tersebut dilakukan berulang kali.

"Kita karena awam, enggak paham, ya akhirnya cuma ngeliatin aja waktu disuntik. Cuma kita aneh, anak saya kejang, demam, kok disuntik terus," imbuhnya.

Kania pun dipindah ke ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) guna mendapat perawatan intensif. Namun begitu, tetap saja kondisinya tak menentu. Berulang kali Kania mengalami kejang, meski pangkal sikunya terlihat membengkak.

"Hampir tiap hari kejang. Lama-lama saya nggak tega lihatnya, tangannya bengkak. Kita sudah berulang kali tanya ke perawatnya, tapi ditanganinya begitu aja. Waktu itu sempat ada dokter yang ngecek ke ruangan, tapi dilihat aja terus keluar lagi. Penyakitnya juga nggak ada yang tahu," tuturnya.

Kecewa dengan penanganan di RSU, pihak keluarga meminta agar anaknya dipindah serta dirujuk ke rumah sakit lain. Namun menurut Marhadi, petugas melarangnya dipindah dan membiarkan Kania tetap dirawat diruang PICU RSU Tangsel.

"Kita mulai curiga waktu petugas medisnya melarang dipindah, jadi katanya harus tetep dirawat di RSU. Sedangkan di RSU kan enggak diketahui apa penyakitnya. Kita jadi berfikir apa ini malapraktik atau bagaimana. Jangan-jangan enggak boleh dipindah karena takut dipersoalin bengkak bekas suntikan itu dirumah sakit lain, kita enggak tahu," tegasnya.*** (okezone)




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan