Opini

Melatih Pemain Sepakbola dalam Tingkatan dan Usia Dini

Ciptotti Piliang

Oleh: Ciptotti Piliang
(dirangkum dari berbagai sumber)

FASE I:     Di bawah 8 tahun
Penting sekali jumlah sentuhan sebanyaknya pada bola untuk tiap-tiap pemain. Lapangan-lapangan yang kecil,melatih individual skill supaya meningkat keterampilannya tetapi dengan sedikit arahan, meskipun ada kendala tetapi harus selalu menciptakan suasana gembira pada pemain sehingga mereka menikmati permainan sepakbola. Organisasi dan persiapan latihan dan pertandingan dilakukan di lingkungan, koordinasi fisiknya baru dimulai.

FASE II:   8-10 tahun (fase pertama dari golden age)
Mengidolakan pahlawan, haus akan skill yang imaginatif, sifat advonturir yang memang menjadi tipe mentalkelompok usia ini dan selalu ingin meniru dan mengikuti tim yang sukses.
Sekolah adalah titik sentral dimana seorang anak yang sedang tumbuh  menghabiskan sebagian waktunya. Sekolah Sepakbola dan masuk perkumpulan / klub Sepakbola kemudian belajar bertanding sepakbola secara psikologis memberi motivasi kepada para pemain.
Pada kelompok usia ini, anak sudah mempunyai mental dan koordinasi fisik baik, pemain-pemain sudah secara psikologi dapat menerima pendapat dan dapat menguasai teknik dengan mudah dan meniru idola mereka sehingga meningkatkan kemampuan mereka meskipun mempunyai waktu belajar yang sedikit.

FASE III: 10-12 tahun (fase kedua dari masa belajar golden age)
Pemain muda yang berbakatpada kelompok usia ini, membutuhkan suatu klub Sepakbola untuk menjadi anggota atau suatu diklat untuk meningkatkan skill individunya dan memperkenalkan padanya suatu sepakbola yang kompetitif.
Pada usia antara 6-12, skill sepakbola yang benar dipelajari sambil bermain sepakbola/bertanding/game dibarengi dengan program dan metode serta rencana pendidikan yang bertanggungjawab.

Jadi dibentuk latihan yang disederhanakan dan festival /kompetisi dijalankan sebagaialat untuk mengembangkan skill teknik dan pengertian dasar teknik.
Bola harus jadi titik sentral dari aktivitas dengan banyak variasi dan kegembiraan. Sasarnnya adalah untuk memperlihatkan kepada anak-anak ini. Banyaknya perubahan-perubahan situasi pertandingan yang terus menerus yang mereka harus mengerti dan menguasai dengan cara diberikan demonstrasi dan diberitahu mengapa mereka harus berbuat demikian.

Pelatih yang telah berpengalaman melatih harus mampu melatih anak-anaknya secra metodik dan efektif tanpa menghilangkan antusiasme anak-anak tersebut.
Prioritas harus diberikan kepada usaha-usaha yang langsung mendidik anak-anak danmerangsang skill dan kepribadian anak-anak tiap hari.

FASE IV: 12-14 tahun
Sekarang timbul perbedaan dalam proses perkembangan mental. Anak-anak mulai beranjak remaja dan berada pada macam-macamtingkat puber. Mereka mulai mempunyai perasaan memiliki, perasaan telah menghasilkan dan telah menyelesaikan sesuatu.
Pada tingkat awal pengembangan kebebasannya/kedewasaannya ia telah menjadi kritis terhadap dirinya sendiri dan anak-anak yang tumbuh dewasa muali peka terhadap pujian, STATUS DAN PENGAKUAN,. Anak remaja tadi mulai memilih idolanya dan mulai meniru semua karakter positif maupun negative.
Dengan metode latihan yang baik, yaitu menarik dan penuh tantangan, anak remaja tadi dapat mengatasi perubahan fisik akibat puber tadi dengan pengembangan situasi yang kritis.

Pemain remaja tadi belajar untuk menmpatkan kepentingan tim diatas kepentingannya.latihan dengan bermain small sidea games 4 v 4 sampai dengan sangat efektif untukmengembangkan permainan tim dan pengertian (game understanding) dan pergerakan umum yang digunakan nanti pada pemain 11 v 11 dan dilaksanakan atas dasar pengawasan tertentu oleh pelatih sehingga mempersiapkan anak untuk bermain pertandingan yang lebih besar.

Pemanasan (10-15 menit)
Suatu pemanasan yang efektif dan mempunyai tujuan yang jelas adalah sangat penting sebelum latihan inti dilaksanakan. Pemanasan pada dasarnya menyiapkan tubuh untuk dapat melaksanakan latihan ini denganbaik pada waktu latihan kemudian.

Pemanasan mencakup peningkatan detak jantung, peningkatan pernafasan dengan jogging, berlari dengan speed, latihan koordinasi.

Pemanasan dapat juga dilaksanakan dengan sendiri, dengan pelatih ataupun pemain yang paling berpemgalaman di anatar sesamanya ataupun dapat dilaksanakan dengan kelompk-kelompok kecil.

Pemanasan tidak boleh terlalu lama, cukup 10-15 menit.
Bola dapat digunakan dalam pemanasan tetapi dengan pengawasan yang cermat jangan sampai akselerasi dilaksanakan sebelum diadakan starching (flexibility) sehingga dapat menyebabkan cedera otot,ligament maupun tendon.

Pemanasan harus dilaksanakan secara progresif dan logis, perenggangan otot yang besar kemudian baru otot yang kecil.

Latihan dengan bola (15-20 menit)
Latihan dengan bola bisa berupa latihan teknik bisa juga berupa taktik. Latihan sederhana untuk meningkatkan teknik passing atau teknik control bola dapat digunakan sebagai contoh untuk meningkatkatkan intensitas latihan. Pelatih dapat menggunakan bagian ini untuk meningkatkan teknik dan skill relefan dengan gaya permainan yang dianut oleh timnya.

Permainan possession  football dapat digunakan untuk meningkatkan teknik dan taktik yang efisien sehubungan keterampilan teknik tadi dan juga meningkatkan kemampuan fisik.

Latihan dengan bola dapat juga dilakukan sesuai dengan gaya permainan tim dengan menambah umpannya wall pass, through pass. Permainan kombinasi yang dimasukkan dalam permainan possession football tadi yang jumlah pemainnya bisa bervariasi, bisa 4 v 4 ataupun 5 v 3.

Taktik kerja sama tim (30 – 40 menit)
Pada bagian ini, latihan difokuskan pembetulan permainan tim yang salah. Memperkenalkan taktik baru atau menghaluskan taktik yang sudah ada dapat dimasukkan di bagian latihan ini. Kelompok pemain-pemain ataupun seluruh tim harus dilibatkan pada bagian latihan ini dan di sinilah kelompok ataupun seluruh tim dididik secara sangat jelas dan cermat akan fungsinya pada saat tertentu danjuga dikembangkan sampai dengan 11 v 11 dengan kondisi dipimpin oleh pelatih (coached game)

Dan bagian ini adalah yang paling menentukan (penting) dari seluruh sesi dalam meningkatkan pengertian tim dan kerja sama tim.

Latihan tidak boleh tidak, harus ada dan merupakan program harian yang harus dilaksanakan oleh tiap tim senior kecuali ada alasan kuat untuk berbuat demikian. Hanya bermain 11 v 11 tanpa input dari pelatih tidak ada gunanya kecuali kalau digunakan oleh elatih sebagai observasi untuk mengetahui apakah taktik yang diajarkan telah dimengerti seluruhnya.

Latihan teknik (20 – 30 menit)
Pada bagian latihan ini dapat dipergunakan permainan bebas 6 v 6, ataupun 11 v 11. periode dapat diberikan kepada pemain bermain bebas atau untuk menggunakan suatu teknik-teknik dan skill serta taktik yang baru dipelajari pada session sebelumnya. Juga session ini dapat digunakan untuk mempraktekan teknik-teknik dasar dan aspek-aspek penting dalam permainan bola yang baik, seperti crossing, finishing dan pertahanan 1 v 1 dll, yang dianggap penting untuk sukses football harus dilaksanakan pada session ini.

Lagi-lagi memilih skill yang relevan dengan gaya permainan tim harus menjadi yang paling dipikirkan oleh pelatih.

Cool – Down (5 - 10 menit)
Ada alasan fisiologi yang tepat mengapa pemain harus melakukan cool-down setelah latihan. Jogging ringan dan stretching harus dilaksanakan untukmenutup latihan hari yangbersangkutan, supaya pemain dapat relax secara fisik dan mental sehabis melaksanakan latihanyang berat tetapi menghasilkan kondisi yang maksimal untuk dapat melanjutkan latihan berikutnya sesuai dengan program pelatih.

***Penulis adalah wartawan yang juga aktivis sepakbola junior serta olahraga futsal 
 




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan