Nasional

Terduga Teroris di Mabes Polri Berusia 25 Tahun, Pengamat: Dia Hanya Tentara Kecil

MONITORRIAU.COM - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah mengungkap identitas perempuan pelaku penyerangan Mabes Polri, kemarin (31/3/2021). Berdasarkan informasi yang diperoleh, perempuan tersebut diketahui berinisial ZA, kelahiran Jakarta 14 September 1995.

Perempuan berusia sekitar 25 tahun itu, beralamat di Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. ZA pernah menjadi mahasiswa di salah satu Universitas, tapi drop out di semester lima. Ia juga diidentifikasi memiliki ideologi ISIS dari kelompok jaringan Jamaah Ansarur Daulah (JAD) yang terbukti dari unggahannya di sosial media.

Dari indetitas pelaku yang masih muda ini sekitar umur 25 tahun, Pengamat Terorisme, Al Chaidar mengatakan ZA hanya tentara kecil saja.

“Anak ini mungkin direkrut sekitar beberapa tahun yang lalu oleh kelompok JAD, dan umurnya masih 25 tahun, dia masih sangat muda. Dan saya kira dia hanya tentara kecil saja,” ungkapnya dari keterangannya, Kamis (1/4/2021).

Chaidar mengatakan perekrutan ZA menjadi tentara JAD ini tidak ada persiapan. Bahkan, aksi penyerangan di Mabes Polri ini terlalu terburu buru. “Jadi dia ini tidak ada persiapan. Dan rata-rata dari kelompok JAD ini direkrut menjadi tentara itu tidak ada persiapan yang bagus ya. Dia masih muda, ini diluar bayangan banyak orang ya. Bisa direktrut dalam waktu cepat dan kemudian ikut barisan tentara perempuan. Dan ini saya kira terlalu terburu-buru ya,” tuturnya.

Chaidar pun membandingkan proses rekrutmen dari kelompok teroris Jamaah Islamiyah. “Beda dengan Jamaah Islamiyah misalnya. Jadi mereka ada pelatihan, mereka dikirimkan ke tempat-tempat konflik di luar negeri, kemudian mereka belajar di sana kalau bisa survive dari Filipina Selatan ataupun dari Suriah ataupun dari Afghanistan mereka pulang itu mereka kemudian resmi menjadi tentara. Tapi, nggak ada tentara perempuan,” paparnya.

Sementara, kata Chaiidar, rekrutmen kelompok teroris ISIS terkenal serampangan. Mereka mengasumsikan bahwa perekrutan ini karena kekurangan tentara.

“Kalau yang ISIS disini memang serampangan sekali merekrut orang. Dan kemudian menjadikan orang-orang yang baru direkrut itu menjadi tentara. Hanya dengan asumsi-asumsi bahwa mereka kekurangan tentara, mereka kekurangan orang,” kata dia.

Chaidar mengatakan kelompok JAD terkenal dengan aliran yang aneh yakni suka mengkafir-kafirkan orang, termasuk Islam. “(JAD) ini memang aliran yang agak aneh ya. Karena aliran Wahabi takfiri ini adalah yang menghalalkan segala cara dan suka mengkafirkan segala orang, termasuk juga orang Islam ya,” papar Chaidar.

“Jadi head tread feeling mereka itu besar sekali terhadap orang-orang non muslim. Dan juga terhadap orang Islam. Makanya mereka mengidap apa yang disebut sebagai krysto phobia. Maka mereka kalau tidak menyerang Polisi sebagai thogut, mereka akan menyerang gereja-gereja sebagai ekspresi krysto phobia mereka,” paparnya.*** (okezone)




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan