Jakarta International Stadium (JIS) Karya Monumental Insinyur Indonesia

Webinar Kolaborasi Jakpro dan FIM PII Membahas Teknologi Lifting Atap 3.900 Ton

JAKARTA (MR) – PT Jakarta Propertindo (Perseroda) ("Jakpro") dan Forum Insinyur Muda- Persatuan Insinyur Indonesia (FIM-PII) mengadakan webinar yang membahas teknologi lifting atap 3.900 ton proyek Jakarta International Stadium (JIS), 9 Juli 2021

Webinar ini merupakan salah satu dari tiga rangkaian kolaborasi antara Jakpro dan FIM-PII dalam mewujudkan sosialisasi dan publikasi pembangunan konstruksi JIS.

Direktur Proyek JIS Iwan Takwin mengatakan pembangunan JIS merupakan amanah Pemprov DKI Jakarta kepada Jakpro untuk membangun dan mengelola kawasan olahraga terpadu JIS yang diperuntukkan untuk ruang publik.

Pembangunan JIS dimulai sejak 2019, namun seiring berjalan waktu banyak tantangan yang dihadapi mulai dari target penyelesaian yang ketat hingga kemunculan pandemi di kuartal pertama tahun lalu.

Meski demikian, berbagai tantangan ini memacu Jakpro bersama KSO pelaksana proyek maupun stakeholders lainnya untuk terus berinovasi, improvisasi, dan kolaborasi agar pembangunan JIS dapat terlaksana dan tuntas sesuai target.

“Jadi teman-teman di lapangan seperti konsultan, kontraktor terus berkolaborasi mencari jalan keluar dari tantangan ini,” ujarnya ketika menjadi Opening Remarks di acara webinar dengan topik “Jakarta International Stadium: Teknologi Lifting Rangka Atap 3.900 ton”.

Ada pun waktu pelaksanaan kegiatannya dilakukan pada Jumat, 9 Juli 2021, pukul 19.30 sampai 21.00 WIB yang dilakukan secara daring.

Terlebih lagi, Iwan menambahkan, pembangunan JIS merupakan proyek strategis di Jakarta bahkan Indonesia. Itu sebabnya, strategi pelaksanaan pembangunannya pun harus dengan terobosan strategi yang besar. Misalnya saja, selama pembangunan JIS, Jakpro memanfaatkan digitalisasi.

Hal ini merupakan inovasi Jakpro untuk lebih efektif, efisien dan transparan di setiap proyek yang dikerjakan termasuk soal pemantauan real time hingga sistem Building Information Modeling (BIM). Dengan digitalisasi ini, dokumentasi pembangunan JIS dari proses perencanaan, eksekusi, hingga pemeliharaan dilakukan secara transparan dan akuntabel.

Dengan berkembangnya teknologi, Jakpro meyakini bahwa perusahaan merupakan pelopor BUMD pertama yang menggunakan BIM atau salah satu teknologi di bidang 

AEC (Architecture, Engineering dan Construction) yang mampu mensimulasikan seluruh informasi di dalam proyek pembangunan ke dalam model 3 dimensi.

Selain itu, pembangunan JIS pun mencetak sejarah bagi dunia kontruksi maupun infrastruktur di Indonesia. Sebab, dirancang dan dibangunnya rangka atap baja dengan berat 3.900 ton dan bentang terbesar di Asia bahkan dunia, dirakit di bawah dan diangkat secara bersamaan untuk menjadi atap JIS.

“16 titik harus diangkat secara sinkron secara computerized setiap 5 mm hingga mencapai 96 meter,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Dr. Ir. Heru Dewanto, IPU., ACPE mengapresiasi capaian rangkaian pengangkatan rangka atap JIS yang sudah berhasil. Menurutnya, hal ini merupakan karya monumental teknik sipil di Indonesia yang menuntut keahlian dan profesionalisme tingkat tinggi. “Ini momen bersejarah karena JIS termasuk 10 stadion terbesar di Dunia, paling tidak menurut Media Daily Mail yang berbasis di Inggris,” ujarnya.

Bahkan, menurut Heru, JIS sejajar dengan stadion Santiago Bernabeu milik klub Ibukota Spanyol Real Madrid lantaran struktur buka tutup atap yang mirip.

Menariknya, Santiago Bernabeu juga tengah direnovasi. Bedanya, pengangkatan atap stadion Santiago Bernabeu, di Madrid hanya seberat 700 ton dan dilakukan secara bertahap.

“Artinya struktur space truss roof JIS yang bisa buka tutup merupakan terbesar dan terberat di Asia bahkan dunia. Ini heavy lifting menjadi capaian terbaik insinyur Indonesia,” jelasnya.

"Saya juga menyampaikan apresiasi capaian rangkaian pengangkatan rangka atap JIS, dalam konteks Keinsinyuran Sipil, pencapaian yang penting untuk dicatat adalah dirancang dan dibangunnya rangka atap baja berukuran raksasa dengan berat dan bentang terbesar, dirakit dibawah dan diangkat secara bersamaan. Pasalnya, karya monumental ini menuntut keahlian dan profesionalisme tingkat tinggi." ucap Heru.

Heru juga mengutip kata Ki Seno Nugroho, "Udu mbangun gedung ning mbangun manungsone" yang diartikan Insinyur tidak hanya membangun fisik tapi membangun peradaban.

Dalam webinar ini para narasumber yang terdiri dari M.Rizky Fauzi selaku Manajer Konstruksi Proyek Jakarta International Stadium dan Arga Frandsiska selaku Manajer Proyek PT Wika Industri dan Konstruksi serta dimoderatori oleh Usamah Abdul Aziz selaku Wakil Ketua FIM PII, para narasumber memaparkan tentang proses lifting rangka atap seberat 3.900 ton sepanjang 270 meter ini sanggup diangkat hingga ketinggian 70 meter secara bersamaan.

Ir. Haudhi Ramdayuza, S.T., IPM selaku Ketua Forum Insinyur Muda – Persatuan Insinyur Indonesia (FIM – PII) mengatakan proyek JIS yang menggunakan teknlogi canggih dalam pembangunannya adalah sebuah yang legacy yang akan dipelajari oleh para insinyur muda untuk pengembangan kompetensi Insinyur Indonesia di masa depan, Haudhi juga berharap webinar JIS ini dapat menginspirasi seluruh insinyur muda yang ada di Indonesia untuk dapat terus berkarya untuk kemajuan bangsa.




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan