Riau

Peringati Maulid Nabi SAW, Bupati Inhil Gelar Gerakan Seribu Telur

Foto bersama Bupati Inhil H Wardan bersama isteri, Camat Tanah Merah Yuliargo SP dan segenap pejabat lainnya dalam melaksanakan Gerakan Seribu Telur, di Tanah Merah.

TEMBILAHAN (MR) - Sejak diterbitkannya surat keputusan Gerakan Seribu Telur yang dilaksanakan Bupati Indragiri Hilir (Inhil) pada Selasa, 12 Januari 2016 tahun lalu, kegiatan tersebut kini dijadikan iven tahunan dalam rangka memperingati Hari Maulid Nabi Muhammad SAW.    

Sebagai iven wisata religi bagi masyarakat Tembilahan ini, pemerintah menujuk Desa Tanah Merah, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Inhil sebagai pusat terlaksanaya kegiatan itu.

Meskipun baru ditetapkan sebagai ikon wisata daerah setahun lalu, namun kegiatan yang dilaksanakan, Sabtu (14/1/2017) ini memasuki tahun ke sebelas. 

Sebagaimana disampaikan Camat Tanah Merah, Yuliargo SP di sela kegiatan mengemukakan gerakan tersebut merupakan budaya positif, yang ke depan diharapkan dapat lebih baik lagi dalam pelaksanaannya.

"Dan kami berharap Pemkab Inhil bisa terus mendukung kegiatan ini, disamping program-program prioritas lainnya,"tutur Camat Tanah Merah.

Di kesempatan yang sama Bupati Wardan pada sambutannya sangat menyambut baik serta tertarik dengan kegiatan religi tersebut. 

Untuk itu, orang nomor satu di Negeri Seribu Parit ini menginstruksikan kepada Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Inhil agar memprogramkan kegiatan religi tersebut, sehingga ke depan pelaksanaannya akan semakin maksimal.

"Bagi setiap kecamatan yang mempunyai potensi dan kegiatan keagamaan seperti ini, tentunya akan kita support," tambahnya.

Berdasarkan pantauan media, kegiatan yang mendatangkan penceramah Ustadz DR Mawardi Muhammad Saleh, LC MA dari Pekanbaru ini, turut dihadiri oleh Ketua DPRD Inhil H Dani M Nursalam, unsur Forkopimda, anggota DPRD Inhil, sejumlah pejabat eselon, Ketua TP PKK Inhil Hj Zulaikhah Wardan.

Sebagai informasi tambahan, perayaan memeringati Maulid Nabi Muhammad SAW, selalu diidentikkan dengan telur yang kemudian ditancapkan pada pohon pisang dan dibagikan kepada masyarakat yang turut mengikuti perayaan untuk dimakan bersama - sama.

Dalam sejarahnya, perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW ini sebenarnya tidak pernah dilakukan di masanya, bahkan sahabat nabi juga tidak pernah merayakan apapun. Sampai saat pada masa Shalahuddin Al-Ayyubi yang konon katanya mula - mula melakukannya, sebagai reaksi atas perayaan Natal umat Nasrani. Karena saat itu di Palestina, umat Islam dan Nasrani hidup berdampingan yang menandakan kemajemukan.

Sehingga, tradisi ini berangsur angsur dilakukan bahkan sampai ke daerah daerah yang ada di Indonesia dengan berbagai adat dan tradisi. Namun tetap identik dengan telur.

Adapun makna telur Maulid sendiri, yakni telur terdiri atas tiga bagian. Kulit, putih telur, dan kuning telur. Kulit telur itu berarti iman, putih telur artinya islam, dan kuning telur artinya ikhsan. Selain itu, telur dimaknai sebagai anak-anak ayam atau bebek yang baru di tetaskan. Tusuk bambu melambangkan adanya kelurusan, kekuatan, keteguhan layaknya pohon bambu yang tumbuh menjulang tinggi.*** (adv/diskominfo)




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan