Nasional

Merdeka Belajar Terus Bergerak Ciptakan Terobosan Pendidikan Indonesia

MONITORRIAU.COM - Selama pandemi Covid-19, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) terus menghadirkan terobosan Merdeka Belajar dan memastikan masyarakat benar-benar merasakan manfaat dari program dan kebijakan kementerian. Berkat dukungan berbagai pihak, hingga saat ini ada sembilan belas episode Merdeka Belajar yang menyentuh berbagai aspek transformasi pendidikan. Hal ini semata-mata untuk memastikan bahwa seluruh rakyat Indonesia merasakan kebebasan untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

“Semua dari kita mendapatkan hak akan pendidikan yang berkualitas. Itulah tujuan dari Merdeka Belajar yang sekarang menjadi gerakan kita bersama,” ujar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, pada Jumat (13/5/2022), dalam acara Nadiem Anwar Makarim #masukkelas yang ditayangkan secara langsung di kanal YouTube Kemendikbud RI, TV Edukasi, dan Indonesianna.TV.

Sebagai pertama yang dinilai paling esensial karena berhubungan langsung dengan upaya peningkatan mutu pendidikan, yaitu Asesmen Nasional, Kurikulum Merdeka, Rapor Pendidikan. Selain itu, bantuan pembiayaan pendidikan seperti dana BOS juga turut menjadi perhatian.

“Dengan terobosan tersebut, pembelajaran di sekolah sekarang lebih terfokus pada hal-hal yang esensial, yaitu kemampuan literasi, numerasi dan memperkuat karakter, sehingga jauh lebih relevan,” tekan Mendikbudristek.

Menteri Nadiem menjelaskan bahwa penerapan Kurikulum Merdeka merupakan sebuah tawaran atau opsi. Jadi tidak tanpa sama sekali dengan sekolah untuk menerapkannya. Namun, ia berharap para pendidik dan kepala sekolah melihat kurikulum dari keluasan manfaat untuk pemulihan pembelajaran.

“Kami tidak percaya, gurulah yang paling mengerti kebutuhan dan potensi anak didiknya. Oleh karena itu, kami memberikan keleluasaan yang jauh lebih besar kepada mereka untuk mengembangkan pembelajaran dengan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning). Kurikulum Merdeka dari pembelajaran yang jauh lebih memerdekakan, menyenangkan, mendalam, dan relevan untuk para pelajar,” Nadiem.

Saat ini, ekosistem pendidikan di Indonesia tidak perlu mengkhawatirkan pertanyaan akhir yang menentukan kelulusan murid. Sebab, Asesmen Nasional sebagai pengganti Ujian Nasional, yang pada tahun 2020 sudah diikuti oleh lebih dari 6,5 juta murid dan 3 juta guru, berfokus pada perkembangan dan perbaikan capaian belajar serta lingkungan sekolah.

“Hasil Asesmen Nasional bisa diakses di platform Rapor Pendidikan oleh pemerintah daerah dan sekolah sebagai bahan refleksi dalam menentukan langkah lebih lanjut yang berbasis data,” tuturnya.

Berbicara tentang peningkatan kualitas pendidikan, guru sebagai garda terdepan yang paling menentukan arah dan masa depan pendidikan Indonesia, selalu mendapat perhatian serius dari pemerintah. Selain menghadirkan platform yang membantu guru dalam belajar, mengajar, dan berkarya, Kemendikbudristek juga memprioritaskan seleksi guru Aparatur Sipil Negara Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK) guna mengatasi tantangan kesejahteraan yang dihadapi oleh para guru honorer selama ini.

“Sudah ada lebih dari 300.000 guru yang lolos seleksi guru ASN PPPK dan mendapatkan penghasilan yang jauh lebih layak. Kami akan melanjutkan program ini untuk memastikan guru-guru kita mendapatkan hak yang setara dengan pengabdiannya,” katanya.

Memperhatikan proses administrasi pengelolaan dana pendidikan yang belum efektif dan efisien, Kemendikbudristek melakukan transformasi kebijakan dana bantuan untuk sekolah, mulai dari PAUD sampai SMA dan sederajat. Sebelumnya, besaran dana untuk setiap murid di seluruh Indonesia adalah sama, namun sekarang disesuaikan dengan tingkat kemahalan daerah. Dengan perubahan kebijakan BOS Majemuk ini, banyak sekali sekolah di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T) yang mengalami peningkatan dana bantuan operasional sampai dari dua kali lipat.

“Dana bantuan operasional sekolah sekarang juga langsung dikirim ke rekening sekolah dan penggunaannya jauh lebih fleksibel, sehingga kebutuhan sekolah dapat segera terpenuhi. Ini merupakan upaya kami untuk memastikan peningkatan kualitas pendidikan yang terjadi di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke,” ujar Nadiem.

Dia menambahkan, di setiap kunjungan kerja, selalu ada waktu untuk mengunjungi sekolah dan berdiskusi dengan para murid. Ia menyebut, semangat murid untuk belajar dan meraih cita-cita menjadi inspirasi terbesarnya.

“Salah satu momentum kunjungan kerja yang paling berkesan bagi saya adalah ketika Bapak Presiden ikut masuk ke dalam kelas untuk berdiskusi dengan para murid, bahkan memberikan tantangan untuk mereka seputar,” kata Nadiem berkisah perjalanannya mengunjungi berbagai daerah mendapat umpan balik atas program Kemendikbudristek.

Semangat dari siswa maupun mahasiswa, kata Nadiem, yang mendorong lahirnya berbagai terobosan di kementerian. Salah satunya adalah program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang menyasar untuk mahasiswa agar terus belajar tidak hanya di dalam kampus namun juga di luar program studi (prodi) bahkan kampus asalnya. Mendikbudristek yakin, melalui terobosan ini, para lulusan dari perguruan tinggi akan jauh lebih siap dan menghadapi tantangan masa depan.

ratusan ribu mahasiswa dari ratusan kampus di seluruh Indonesia kata dia, sudah mendapatkan pengalaman yang berharga untuk belajar di luar program studi dan kampusnya guna mempersiapkan diri menghadapi tantangan masa depan yang ada di dunia kerja maupun di masyarakat sekitar. Selain itu, adanya MBKM memperkuat ekosistem riset di perguruan tinggi sehingga dapat terus melahirkan inovasi-inovasi yang bermanfaat dan solutif.

Untuk itulah hadir Kedaireka sebagai platform perjodohan antara kampus dengan industri, di mana proposal projek bersama yang dipilih akan didukung dengan skema dana pemadanan atau dana pendamping. Satu rupiah yang diberikan industri untuk satu projek kolaborasi dengan kampus akan kami padakan satu rupiah,” jelasnya.

Semua upaya untuk mempersiapkan mahasiswa kita menjadi pemimpin di masa depan harus didukung dengan realisasi sebagai ruang belajar yang aman dan nyaman. Hal itulah yang mendorong Kemendikbudristek untuk menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 31 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi.

“Ini adalah sebuah langkah besar dan berani yang kami ambil untuk melindungi seluruh warga kampus dari kekerasan seksual dengan perspektif korban. Saya yakin bahwa dengan program-program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, lulusan perguruan tinggi kita akan menjadi generasi penerus dengan karakter pembelajar sepanjang hayat yang siap memimpin kemajuan Indonesia di masa mendatang,” katanya optimistis.

Nadiem yakin bahwa semua orang memiliki mimpi yang sama yaitu bagaimana masa depan semua pelajar, pendidik, dan setiap sekolah yang ada di Indonesia bisa merdeka untuk maju dan terus berkembang. Ia menambahkan, perjalanan mewujudkan cita-cita Merdeka Belajar masih sangat panjang dan membutuhkan gotong royong semua pihak.

“Terrobosan-terrobosan yang kami hadirkan hanya akan semakin terasa jika kita semua terus bergerak serentak di jalan yang sama, menuju satu tujuan, yaitu pendidikan yang berkualitas untuk seluruh rakyat Indonesia,” ucap Menteri Nadiem."*** (okezone) 




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan