Ekonomi

Eksportir: Tuduhan Indonesia Curang Tidak Beralasan

Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) menampik tudingan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa Indonesia telah bertindak curang.

JAKARTA (MR) - Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) menampik tudingan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa Indonesia telah bertindak curang sehingga membuat neraca perdagangan Negeri Paman Sam defisit. 

"Tuduhan itu tidak beralasan. Itu hanya emosi sesaat saja," tutur Ketua DPP GPEI Benny Soetrisno kepada CNNIndonesia.com, Rabu (5/4).

Pekan lalu, Trump menyatakan akan mengevaluasi perdagangan dengan sejumlah negara yang mengakibatkan neraca perdagangan AS defisit. 

Selain Indonesia, beberapa negara yang masuk daftar Trump adalah China, Jepang, Jerman, Meksiko, Irlandia, Vietnam, Italia, Korea Selatan, Malaysia, India, Thailand, Perancis,Swiss, Taiwan dan Kanada. 

Benny menjelaskan, defisit terjadi karena AS memang lebih banyak membutuhkan produk dari Indonesia dibandingkan sebaliknya. 

Produk Indonesia yang diimpor oleh AS sebagian besar adalah produk padat karya yang memang lebih efisien jika diproduksi di Indonesia, seperti tekstil dan produk tekstil serta alas kaki. 

Selain produk padat karya, produk yang diminati oleh AS adalah buah kakao (cokelat) yang memang banyak tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. 

Bahkan, Indonesia tidak mendapatkan privilege tarif seperti pesaing utama Indonesia, Vietnam. Sebagai gambaran, produk tekstil Indonesia ke Negara Paman Sam dikenakan tarif sekitar 5 hingga 20 persen. Sementara, produk Vietnam tarif bea masuknya bisa nol persen.

Karenanya, Benny berharap jika pemerintah kembali merundingkan kerja sama perdagangan bilateral dengan AS, maka Indonesia bisa mendapatkan keringanan tarif bea masuk produk impor untuk menambah daya saing produk lokal. 

Sebagai informasi, AS memang merupakan salah satu mitra dagang terbesar bagi Indonesia. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor produk non-migas Indonesia ke AS mencapai US$2,78 miliar pada Februari 2017 lalu. Ini menempatkan AS sebagai negara tujuan ekspor non-migas kedua terbesar bagi Indonesia, setelah China yang sebesar US2,91 miliar. Di urutan ketiga, India dengan nilai ekspor US$2,34 miliar.*** (cnn) 




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan