MENU TUTUP

Hati-Hati Cuaca Ekstrem di Malam Pergantian Tahun

Senin, 30 Desember 2019 | 13:50:03 WIB
Hati-Hati Cuaca Ekstrem di Malam Pergantian Tahun Ilustrasi

MONITORRIAU.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geogisika (BMKG) memprediksi seminggu ke depan aktivitas Monsun Asia sedang aktif, sementara Monsun Australia melemah di Pulau Jawa, sehingga ada potensi menjadi daerah belokan masa udara.

Selain itu, adanya siklon tropis 'Phafone' di perairan sebelah barat Filipina membuat potensi perlambatan masa udara dari Utara di daerah Selatan, sehingga berpotensi terjadinya pertumbuhan awan konvektif pada daerah-daerah pegunungan di Pulau Jawa.

"Dalam kondisi itu daerah pegunungan di Jawa Barat potensial terjadi cuaca ekstrem yang ditandai hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai angin kencang tiba-tiba serta sambaran kilat/petir," kata Kepala Stasiun Klimatologi Citeko-Bogor Asep Firman Ilahi, dalam keterangannya, Jumat 27 Desember 2019.

Asep menjelaskan, dalam periode 28-30 Desember 2019, di kawasan Puncak dan sekitarnya hujan berpeluang pada sore dan malam hari. Sementara, 31 Desember 2019 hingga 2 Januari 2020 hujan berpeluang mengguyur pada siang dan malam hari.

Dia pun mengimbau masyarakat yang akan berlibur untuk merayakan malam pergantian tahun di daerah pegunungan, khususnya kawasan Puncak agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi.

"Waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin kencang, menghindari wisata sungai menghindari terjadi arus deras ketika hujan, waspada berwisata pada daerah dengan kemiringan lereng lebih dari 45 derajat untuk menghindari longsor dan perhatikan kendaraan saat melaju kondisi hujan," tuturnya.

Sementara Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta masyarakat waspada dengan adanya potensi angin puting beliung yang bakal terjadi di penghujung tahun 2019, caranya lebih mengenali tanda-tanda kemunculannya. Dia menyatakan ada lima tanda yang bisa dikenali masyarakat terkait bakal datangnya angin puting beliung.

"Satu hari sebelumnya udara pada malam hingga pagi hari terasa panas dan gerah," ungkap Dwikorita.

Tahap kedua, pada pagi hari terlihat tumbuh awan kumulus. Di antara awan tersebut terlihat satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya berwarna abu-abu dan menjulang tinggi seperti bunga kol.

"Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam," urai Dwikorita.

Salanjutnya, pepohonan ada dahan dan ranting yang mulai bergoyang dengan cepat. "(Terakhir) ada sentuhan dingin di sekitar tempat kita berdiri," jelasnya.*** (okezone)

Berita Terkait +
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

Bawaslu Dumai Gelar Rapat Koordinasi Rekrutmen PKD

2

Dinas Perikanan Kota Dumai Sahkan Pokdakan PRABU JAYA

3

Prajurit dan Persit Kodim 0320/Dumai Terima Penyuluhan Hukum dari Kodam I/BB

4

Bea Cukai vs Jurnalis Inhil, 3-1 Hingga Menit Akhir

5

Babinsa Koramil 03 Sungai Sembilan Lakukan Komsos Dengan Tokoh Pemuda dan Masyarakat