Bukber Spensa Dumai Lulusan 2000, Mengingat Kenangan Masa Putih-Biru


Dibaca: 5688 kali 
Senin, 03 Juni 2019 - 06:17:53 WIB
Bukber Spensa Dumai Lulusan 2000, Mengingat Kenangan Masa Putih-Biru
HAMPIR 19 tahun, adalah rentang waktu yang cukup panjang dalam hidup manusia. Ya, Hidup tak pernah memberikan kepastian, baik perpisahan maupun pertemuan.
 
Hidup hanya akan memberi kejutan-kejutan tak akan pernah bisa diduga, direncanakan, diprediksi bahkan diperhitungkan dengan segenap nalar pikiran, kapan dan dalam bentuk apa kemunculannya.
 
Sekali lagi, hampir 19 tahun berlalu saat acara perpisahan kami, di SMP Negeri 1 Kota Dumai. Perpisahan yang terus kami kenang terutama bagi siswa laki-laki yang menandai berakhirnya seragam putih biru.
 
Hampir 19 tahun berlalu sebagian kecil dari kami akhirnya dipertemukan di hari Minggu. Hari yang penuh kejutan, kecerian dan hari yang indah untuk mengingat semua kenangan.
 
Hari Minggu itu, 2 Juni 2019, kami kembali dipertemukan dalam sebuah momen berbuka bersama (bukber) walau yang hadir hanya hitungan belasan. Senang? pasti. Bahagia? apalagi, tak menentu rasanya, sulit diungkapkan dengan kata.
 
"Na berapa aja yang ikut pastikan aja besok acara bukber tu, tentukan aja tempatnya," begitu kutulis pesan lewat WhatsApp pada Siti Nadia (Nana) 1 hari sebelumnya.
 
Yah... seperti yang kita ketahui menjadwalkan bukber ini susahnya minta ampun, banyak yang bentrok jadwal atau yang sibuk dan terhukum jam kerja. Bahkan nih, ada yang merencanakan bukber dari awal puasa sampai lebaran malah gagal. Wacana Forever! 
 
Rencana bukber ini berawal dari pertemuan (kembali) kami lewat grup WhatsApp dengan anggota yang cukup lumayan sekitar 70-an. Namun karena sebagian domisili luar kota, hanya beberapa yang bisa.
 
Suasan riuh, ramai penuh canda dan gelak tawa kami di Garden Cafe, tempat acara jelas sekali menandakan kami bahagia. Kami seperti lupa bahwa usia sudah sedikit tua, seperti lupa kalau kami tak lagi anak remaja.
 
Yang paling heboh? pastinya Nana, namun kami berterima kasih padanya karena dia bersedia menjadi panitia. Ada Navo dan Tri Widodo teman sekelasku sewaktu kelas satu. Ada Rully anak band yang mirip Ariel Noah.
 
Ada Irma dan Ramadani Zakiyah yang baru mudik ke Dumai. Ada Ratna, Refi, Fitri Yani, Nuraini dan Dessy serta Uci. Kami saling bertukar kabar dan bercerita.
 
Memang, waktu tiga jam tidaklah cukup untuk mengulik dan mengingat semua kenangan lama, kenangan baik, buruk, lucu, sedih dan kenangan soal cinta remaja kami saat satu atap bersama di Spensa.
 
"Kelakuan masih sama, hanya usia yang bertambah," kata Refi mengomentari tingkah polah dan keknyolan Nana dan teman-teman lainnya saat acara.
 
Begitulah, meski terpisah cukup lama dan dipertemukan di acara yang sederhana kami merasa bahagia. Tak ada yang gengsi, ataupun merasa tinggi hati walaupun kini kami bukan pelajar lagi dan berbeda profesi.
 
Seperti yang kukatakan, hidup penuh kejutan. Tanpa diduga, direncanakan dan diprediksi kami bertemu salah seorang guru kami di acara bukber itu. Pak Syahrin namanya, guru matematika. Wajah beliau tampak sama ketika mengajar kami, walaupun kini terlihat lebih tua. 
 
Momen ini kami manfaatkan dengan berfoto bersama, Pak Syahrin yang usai berbuka bersama keluarganya dengan senang hati berfoto walaupun aku yakin beliau lupa kami dari angkatan tahun berapa. Luar biasa, momen yang sangat istimewa.
 
Terima kasih kawan-kawan atas waktu kalian sehingga kita dapat berjumpa kembali walau dalam bentuk reuni super mini. Percayalah kumpul-kumpul bersama sahabat yang akan menimbulkan rasa kegembiraan dapat membuat umur kita lebih panjang. Aamiin.
 
 
Penulis: Cipto Setyawan
Jurnalis, Alumni SMPN 1 Dumai