Resensi Buku Oleh Rifka Anjelina Ginting


Dibaca: 3756 kali 
Rabu, 15 Juni 2022 - 14:43:00 WIB
Resensi Buku Oleh Rifka Anjelina Ginting Rifka Anjelina Ginting

Judul Buku : Sejarah Nasional Indonesia pada Masa Prasejarah Sampai Proklamasi Kemerdekaan.
Penulis : M. Junaedi Al Anshori 
Penerbit : PT Mitra Aksara Panaitan, Jakarta

BAB I 
Penduduk Jepang dan Perjuangan Kemerdekaan

A. Masa Penduduk Jepang Di Indonesia

Jepang pertama kali tiba di Indonesia mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur pada tanggal 11 Januari 1942. Selanjutnya, Jepang juga telah berhasil menguasai Kota Balikpapan, Pontianak, Ambon, Makassar, Banjarmasin, Palembang, dan Bali. Kemudian jepang juga berhasil menggeser kekuasaan belanda atas indonesia yang terjadi pada saat jepang telah berhasil memukul mundur pasukan belanda peserta sekutu dari wilayah indonesia. Pada tanggal 9 maret 1942, akhirnya Belanda telah mengaku kalah kepada jepang dan menyerah tanpa syarat kepada jepang di Kalijati yang juga di Jawa Barat. Dalam penyerahan kekuasaan atas indonesia tersebut, dimana bangsa Belanda diwakili oleh Letnan Jenderal Ter Poorten. Jenderal Ter Poorten akhirnya menandatangani naskah penyerahan belanda atas wilayah indonesia kepada jepang yang diwakili oleh Letnan Jenderal Immamura. 

Dimana peristiwa ini menandai bagaimana caranya penjajahan belanda yang sudah berlangsung selama 350 tahun dan awal pendudukan jepang di indonesia. Akhirnya Jepang pun mulai mengadakan tindakan kekerasan yang banyak sekali merugikan dan mendatangkan penderitaan kepada bangsa Indonesia. Jepang juga melakukan tindakan pemerasan tenaga seluruh rakyat Indonesia untuk terus-menerus menyuruh mereka tetap bekerja bagi kepentingan dalam peperangan Jepang yang di sebut sebagai Romusah. Dimana para pekerja paksa (Romusah) ini tidak hanya bekerja di daerah mereka saja, melainkan juga di kirim ke berbagai macam pulau-pulau lainnya, seperti : ke Thailand dan Burma. 

Dalam bidang ekonomi, dimana rakyat Indonesia mengalami kekurangan sandang dan pangan. Kenapa demikian? Sebab dengan diadakan Romusah, dimana has panen rakyat Indonesia diambil ahli oleh para pemerintah Jepang. Pemerintah Jepang juga mengganggu para pekerja pertanian yang ada di sawah, kebun, ladang rakyat Indonesia untuk dapat merampas hak milik punya rakyat Indonesia. Keadaan ini lah yang plingyburuk dan kejam yang pernah dialami oleh bangsa Indonesia, sehingga para rakyat Indonesia hanya bisa menyerahkan hak milik mereka kepada Jepang dan bertahan hidup dengan memakan ubi-ubian dan sayur-sayurannya. 

Hasil dari tindak-tandakkan kekejaman Jepang yang telah menimbulkan penderitaan serta kemiskinan pada rakyat, memperkokoh semangat juang bangsa Indonesia untuk dapat mencapai kemerdekaan Bangsa Indonesia. Perlawanan dan pemberontakan yang sudah dilakukan oleh bangsa Indonesia, mampu memperlemah kedudukan Jepang pada tahun 1944. kedudukan Jepang sangat terancam, ketakutan, kelemahan dan sebagainya, yang akhirnya para pasukan Jepang mengalami kemunduran dan memberikan Janji kemerdekaan kepada Indonesia. Sehingga para jenderal Jepang mengadakan sidang BPUPKI dan PPKI untuk dapat merancang dasar negara dan UUD 1945, serta proklamasi.

BAB II 
Pergerakan Nasional

A. Munculnya Pergerakan Nasional

Munculnya nasionalisme di Indonesia ditandai dengan keluarnya berbagai Politik Etis (Politik Balas Budi) pada tahun 1901. Dimana politik etis ini dikemukakan oleh Van Deventer. Politik etis juga membawa perubahan besar sekali dalam bagi setiap bidang pendidikan di Indonesia, karena semakin berkembangnya pendidikan sehingga munculnya suatu golongan yang terpelajar sebagai pendukung Lahirnya Nasionalisme dan Pergerakan Nasional Indonesia. Ada terdapat 2 faktor yang mendorong munculnya nasionalisme dan pergerakan nasional Indonesia, yaitu : Faktor eksternal dan Faktor internal. 

B. Organisasi Pergerakan Nasional

Ada beberapa macam organisasi pergerakan nasional, yaitu : Budi Utomo, Serekat Islam, Indische Partij, Partai komunitas Indonesia, Perhimpunan Indonesia, Partai Nasional Indonesia, Partai Indonesia, Pendidikan Nasional Indonesia, Partai Indonesia Raya, Gerakan Rakyat Indonesia, Organisasi Pemuda, Organisasi Keagamaan, Gerakan wanita, Kongres pemuda, Gabungan politik Indonesia (GAPI), dan Petisi Sutarjo. Dimana Organisasi ini dapat membantu perkembangan dan pertumbuhan pendidikan di Indonesia. 

C. Peranan Pers Dalam Pergerakan Nasional

Sejarah pers atau persuratan kabaran di Indonesia yang telah dimulai dengan terbitnya surat kabar Bataaviaasch Nouvelles di Batavia (Jakarta) pada tahun 1744. Dimana surat kabar tersebut diterbitkan dalam bahasa Belanda, dan surat kabar pun akhirnya mulai bermunculan dengan cepat di Indonesia. Pada tahun 1850, dimana koran-koran, majalah akhirnya mulai di terbitkan diberbagai kota yang ada di Indonesia. Misalnya seperti : Surabaya, Surakarta, dan Batavia. Dimana pers ini juga memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan perjuangan bangsa Indonesia, sehingga pers juga mampu memberikan pendidikan politik bagi rakyat Indonesia. Sebab pers juga dapat mempercepat suatu penyebaran ide, pikiran rakyat, serta dapat menumbuhkan serta mengembangkan kesadaran nasional.

BAB III 
Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan Islam

1. Perkembangan Agama Islam

 
A. Proses Masuk dan Berkembangnya Islam ke Indonesia 


Agama Islam pada awalnya tumbuh dan berkembang di Jazirah Arab yang sekarang disebut Kawasan Timur Tengah. Dari Jazirah Arab, akhirnya agama islam berhasil disebarkan oleh Nabi Muhammad ke berbagai wilayah didunia. Dimana penyebaran ini diteruskan oleh para ulama-ulama dan Khalifah-khalifah (pemimpin negara) ke wilayah yang lebih luas lagi. Perkembangan agama Islam di Indonesia, telah dimulai semenjak kedatangan para pedang Islam dari dari Gujarat, India dan sebagainya. Sehingga agama Islam telah berhasil membuat para pedagang menjadi berkembang dalam pelayaran. Selain berdagang, agama Islam juga mampu menyebarkan agama dan budaya Islam kepada para penduduk yang ada di Indonesia. Setelah masuk dan berkembang di Indonesia dan berbagai daerah, agama Islam juga juga terjadi pada perkembangan serta penyebaran melalui : Perdagangan, Perkawinan, Pesantren, dan Kebudayaan. 


B. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

Ada pun terdapat beberapa Kerajaan Islam di Indonesia, yaitu : Kerajaan Samudra Pasai, Kerajaan Demak, Kerajaan Mataram, Kesultanan Banten, Kerajaan Cirebon, Kerajaan Makassar, Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore. Setiap kerajaan tersebut memiliki berbagai macam proses masuknya agama isalam, pemeluk agama islam, pemerintahnya serta perkembangan kerajaan dari zaman ke zaman selanjutnya. Adapun penyebab masuknya agama islam keberbagai kerajaan yaitu dengan cara jalur perdangangan, pelayaran ke Samudra pasai sehingga mereka memdalami agama isalam lebih dalam lagi untuk dapat disebarluaskan Kembali kedaearah dan kerajaan mereka masing-masing. 


C. Peninggalan-Peninggalan Sejarah Bercorak Islam 

Ada pun peninggalan-peninggalan kebudayaan yang dipengaruhi agama Islam, yaitu : Masjid, Keraton, Makam dan Batu Nisan, Kaligrafi, dan Karya sastra. Dimana peninggalan ini sudah tersebar luaskan di wilayah Indonesia sampai sekarang ini. 

BAB IV
Proses Masuk dan Berkembangnya Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia

A. Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu Buddha ke Indonesia 

Di Asia ada terdapat 2 pusat perdagangan yang Begitu sangat rame, yaitu : Cina dan India yang melalui selat Malaka. Adapun terdapat akibat dari keramaian tersebut, sehingga para perdangan yang singgah keindonesia. 

1. Teori Dekolonisasi (Teori Ksatria) 

Terori ini dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Jl. Moens. Dimana teori ini disebabkan oleh terjadinya suatu kekacauan politik diindia yang mengakibatkan para ksatria kalah dalam perperangan dan berhasil melahirkan diri keindonesia. 

2. Teori Waisya (Golongan Pedagang) 

Teori ini dilakukan oleh N.J. Krom, yang menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia telah dibawa oleh orang-orang India yang berkasta Waisya (pedangang) yang harus bisa menetap di Indonesia. 

3. Teori Brahmana (Golongan Agama) 

Teori ini menyatakan bahwa kebudayaan Hindu dapat melakukan penyebaran keberbagai golongan Brahmana. Sehingga berhasil mendatang para kaum Brahmana keindonesia dalam memenuhi undangan kepala suku yang tertarik dengan agama Hindu dan mengajar mereka agama Hindu. Dimana teori ini dikemukakan oleh J.C. Van Leur dan F.D.K. Bosch. 

4. Teori Arus Balik

Teori ini menyatakan bahwa para kaum Brahmana telah membawa unsur budaya Hindu ke Indonesia, namun para kaum Brahmana di Hindia juga di lakukan oleh para kaum Brahmana Indonesia dan datang ke India untuk dapat mempelajari dan mendalami berbagai macam budaya India. Setelah itu, para kaum Brahmana Indonesia akhirnya menyebarkan kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia. Pengaruh agama Buddha di Indonesia telah berkembang pada abad ke -7 berada dikerajaan Sriwijaya di Sumatra. Kemudian agama Buddha resmi masuk dan berkembang meluas di Indonesia dengan melalui perdagangan dan pelayaran di Sriwijaya. 

B. Kerajaan-Kerajaan Bercorak Hindu-Buddha di Indonesia

Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia, yaitu : Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanagara, Kerajaan Mataram kuno (Lama), Kerajaan Sriwijaya, dan Kerajaan Majapahit. 

BAB V 
Perdagangan dan Pelayaran pada Masa Kuno

A. Perdagangan dan Pelayaran di Indonesia

Perdagangan antara pulau ini sering dilakukan dengan cara melakukan pelayaran keberbagai macam antar pulau, sehingga bangsa Indonesia yang tinggal di satu pulau dan pulau nya harus menggunakan kapal untuk dapat melakukan pelayaran ke pulau innya untuk dapat melakukan perdagangan. Semenjak adanya pelayaran dan perdagangan, kini bangsa Indonesia menjadi terpencar keberbagai pulau-pulau dan berbagai macam ekonomis, budaya, dan politik. Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sudah dikenal sebagai negara Maritim. 

Untuk dapat melakukan kegiatan pelayaran, maka dapat memanfaatkan arah angin untuk dapat mengetahui bagaimana sistem angin selama berada diperairan kepulauan di Indonesia. Ada terdapat berbagai macam alat untuk bisa di gunakan oleh para pelaut atau pelayaran untuk dapat mengetahui situasi angin yaitu : alat navigasi, kompas, strolabe, dan melihat warna dan jenis air laut beserta arusnya. Jalur dan perdagangan di wilayah Indonesia ada terdapat banyak bagian, negara, kerajaan, dan pulau. Seperti jalur pelayaran dan perdagangan Sriwijaya, Malaka, Nusantara, dan sebagainya. Sehingga jalur pelayaran dan perdagangan antar pulau menjadi salah satu alat komunikasi untuk melakukan lintas pelayaran dalam mengembangkan jaringan hubungan dengan Maritim. 

B. Jalur Perdagangan di Asia Tenggara

Ada terdapat beberapa jalur perdagangan di Asia Tenggara, yaitu : Jalur Sutera, Jalur Perdagangan Laut di Asia Barat dengan Asia Tenggara dan Asia Timur (Cina), Pusat-pusat Perdagangan di Laut Tengah, dan Letak Geografis dan Peranan Indonesia dalam Perdagangan di Asia. Dengan adanya jalur perdagangan di Asia maka bangsa Eropa, Portugis, Spanyol dan Belanda datang ke Indonesia, untuk dapat melakukan perdagangan dan mendapatkan rempah-rempah. Oleh karena itu, kini wilayah Nusantara khususnya di Malaka menjadi ramai dan menimbulkan suatu pelabuhan perdagangan, misalnya Malaka dan Maluku. Ada pun tujuan utama para pendatang asing datang keindonesia yaitu : untuk dapat mencari rempah-rempah sebagai Perdagangan, mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan dan untuk memperlancarkan kegiatan perdagangan dan pelayaran. 

Penilaian Buku :
Kelebihan : 

Kelebihan dari buku yang saya baca adalah, dimana buku tersebut menjelaskan materi yang begitu bagus sehingga untuk mudah di pahami, dipelajari, di mengerti oleh si pembaca. Buku tersebut banyak memberikan informasi-informasi baru tentang mengenai materi Sejarah Nasional Indonesia. Buku tersebut tidak mengandung Sarah dan sebagainya. 

Kekurangan : 

Tidak ada terdapat kekurangan terhadap buku tersebut, hanya saja buku tersebut sudah mulai rusak dan hasil jilid bukunya mulai lepas dan sebagian kertas mulai lepas dan hilang., sehingga membuat para pembaca harus berhati-hati membuka buku tersebut. 


Nama                     : Rifka Anjelina Ginting
Prodi                      : Pendidikan Sejarah
Asal Universitas   : Universitas  Riau
Dosen Pengampu : Piki Setri Pernantah, M.Pd