OPINI

Cinta Dibalut Loyalitas dan Profesionalitas


Dibaca: 8522 kali 
Senin, 15 Mei 2017 - 06:08:58 WIB
Cinta Dibalut Loyalitas dan Profesionalitas Ciptotti Piliang

MONITORRIAU.COM - "Mana yang lain ni... Otw lagi eee," kubaca chat dari Amir Patty alias Pache di grub WA komunitas pecinta klub AS Roma yang bernama Roma Club Indonesia (RCI) regional Dumai. 

Ya... aku adalah Romanisti, seorang pencinta AS Roma sejati dan Senin dini hari ini kami berjanji mengadakan nonton bareng pertandingan AS Roma vs Juventus.

"Oke Kadiv Otw nee," singkat saja kubalas pesan dari Amir sembari melirik jam di HP ku yang menunjukkan 01.30 WIB. Lalu aku bergegas ke Kantin Bola Jalan Baru Dumai tempat nobar yang kami janjikan. 

Aku tak ingin telat, karena ini adalah pertandingan maha dahsyat. Betapa tidak, Liga Italia Serie A hanya menyisakan 3 pertandingan lagi. 

Jika Juventus menang atau setidaknya seri saja melawan AS Roma, maka peluang juara tertutup sudah bagi klub idolaku itu. Juventus pun akan berpesta pora di kandang Serigala, karena perolehan poinnya tak terkejar lagi.

Dalam hati aku optimis Roma akan menang hari ini. Tapi jujur ada sedikit rasa miris, membaca postingan romanisti se Indonesia di medsos ada yang sudah pesimis. Dilema... Juve memang superior, tapi ku yakin pasukan Gialorossi adalah warrior.

Awal pertandingan berlangsung tegang, baik kami romanisti maupun fans Juventus dari JCI yang ikut nobar tadi bersama kami. Pergulatan di lini tegah tak terhindari, jual beli serangan kedua tim kerap terjadi. 

Tapi...aakkkhh, malapetaka itu terjadi. 

Menit 21 Juventus berhasil unggul melalui sontekan Mario Lemina yang memanfaatkan umpan Gonzalo Higuain. Aku terpana... Pemain Juventus di lapangan berteriak gembira, Fans juve yang disamping kami pun bersuka cita. 

Aku terdiam seribu bahasa, hanya mampu memegang kepala seakan tak percaya. Ini kandang kita, mustahil lawan akan berpesta. Kupandang rekan-rekan, juga bungkam tak bicara. Lalu pertandingan pun berlanjut, akupun mulai berusaha hilangkan rasa takut.

Benar saja, empat menit berselang giliran kami bersuka ria, gol pembalasan pun tercipta. Melalui sepakan penjuru, Manolas lepaskan sundulan keras ke gawang Juventus, Namun sang kiper Buffon kurang respon hingga bola mental dan disambar Daniel De Rossi. 

"Yeeeaaaaaahh.... Satu sama....!!!" teriakan rekan-rekanku membahana. Suara si Didin yang paling menggema. Rasa bahagia, gembira itu tiba mengganti kepercayaan diri kami yang tadi sirna. Sehingga babak pertama berakhir. Tetap satu sama. 

Takdir memang tak bisa dikira, jika As Roma ditakdirkan menang maka tak ada yang bisa menyangkalnya, jika Juventus ditakdirkan belum bisa mengunci gelar juara maka tak akan menang di kandang kita. Terbukti pada babak kedua Roma akhirnya bisa menambah gol, tidak hanya satu, tapi dua.

Di menit 56, gol Stephan El Shaarawy jadi pembeda, dan gol Radja Nainggolan di menit 65 memperlebar jarak Juventus dan AS Roma. Bahagia..?? tentu saja, tapi jujur kami masih waspada. Karena waktu masih ada dan gol Juventus bisa saja tercipta.

Menit 90, terlihat tambahan waktu 5 menit, kedua tim masih bertarung sengit. Dimenit 92 momen indah tercipta, Kapten Utama AS Roma, Bintang dan Simbol Kota Roma Francesco Totti memasuki lapangan bergabung bersama rekannya. 

Inilah momen yang kutunggu... sang lagenda bermain di pertandingan besar dan istimewa. Walau hanya kurang dari 3 menit tetap kutunggu aksinya. Melihatnya bermain adalah anugerah terindah yang mungkin tak akan kulihat tahun-tahun mendatang.

Akhirnya pertandingan berakhir, AS Roma menang dan Juventus harus menunda perayaan gelar juara mereka. Yang lebih bahanya jika mereka terpeleset di dua laga tersisa maka bisa saja roma menyalip dan mencuri gelar juara yang sudah dipelupuk mata.

Ketika pemain Roma merayakan kemanangan dengan bersuka cita, ada momen haru tercipta, terlihat sang capitano Francesco Totti tak ikut bergembira. Kecewa...??? mungkin saja, karena sebagai legenda Totti tak layak diperlakukan seadanya. 

Sesungguhnya Totti tak meminta perlakuan istimewa, namun aku yakin yang dia minta hanya durasi bermain yang lebih saja. Aku sebagai penggemar nomor satu sang pangeran roma, ikut kecewa. Tak menyangka Totti hanya dimainkan beberapa menit saja, tanpa banyak menyentuh bola.

Namun dibalik semua itu, sikap Totti mengajarkanku sesuatu yang berharga. Apa itu..??? Cinta yang dibalut Loyalitas dan Profesionalitas. Sangat berharga hingga ku tak sadar menitikkan air mata.

Bagi ku Totti mengajarkan cinta, dia adalah pemain yang paling mencintai klubnya, dia paling mencintai fans dan pendukungnya dan dia sangat mencintai kotanya yaitu Kota Roma. Karena rasa cinta itu ia tak mengeluh dia tetap utamakan kebersamaan tim dibanding ambisi pribadinya.

Totti mengajarkan loyalitas, sebagai bintang sepakbola dia tak pernah malas. Walau kurang mendapat tempat ia tak pernah ciptakan suasana panas. Dia setia pada roma, tak sedikit tawaran menggoda untuknya, tapi dia tak bergeming. One Man One Club... Dialah pemain yang menghabiskan kariernya untuk satu club saja, yakni AS Roma.

Dalam karier Totti mengajarkan profesionalitas. Diusia 40 tahun dia tak lagi gesit dan tangkas, faktor usia dan fisik membuatnya tak lagi mudah berkreatifitas. Tapi sekali lagi... Totti tak pernah malas. Menu latihan selalu dilahapnya dengan beringas.

Totti juga siap tampil dan dimainkan kapan saja, disaat dia dibutuhkan dia akan bermain walau hanya 3 menit saja. Saat dia menjadi penghangat bangku cadangan dia tak pernah protes berlebihan kendati mungkin ada rasa kecewa dihatinya.

Tahun ini barang kali menjadi tahun terakhirnya bermain di AS Roma. Dua pertandinga kedepan mungkin saja jadi aksi panggung pamungkas buat sang pangeran pujaan. Walau pernyataan resmi belum terlontar dari mulutnya pribadi, namun sejumlah kalangan sudah memprediksi, Totti pensiun tahun ini. 

Yahh... mungkin saja, usia 40 tahun bukanlah usia emas bagi pesepakbola, namun Totti dengan segala kelebihannya tetap akan menjadi legenda bagi AS Roma, bagi negaranya Italia, bagi persepakbolaan dunia dan bagiku pribadi sebagai pemujanya.

Terima kasih capitano... terima kasih atau pelajaran itu, Terima kasih pangeran semua hal baik dan kelebihan akan jadi panutan bagi. IL MOMENTO DEL CAPITANO, IL NOSTRO CAPITANO, IL SIMBOLO DI ROMA, IL BIMBO DE ORO, CON NUMERO DIECI... FRANCESCOOOOOOOOOOOOOOO TOTTI...!!! ***

 

Dumai, (15/05/2017) 05:53 WIB

Ditulis Oleh: Ciptotti Piliang

(Jurnalis, Pemuja Francesco Totti dan Fans Berat AS Roma)