MENU TUTUP

Nelayan Kecil Asal Palika Curhat Akibat Sulitnya Mendapat BBM Bersubsidi

Ahad, 09 Oktober 2022 | 12:41:10 WIB
Nelayan Kecil Asal Palika Curhat Akibat Sulitnya Mendapat BBM Bersubsidi Auzar Riduan (53), seorang nelayan jaring renjong (rajungan) asal Panipahan, Kecamatan Pasir Limau Kapas.

ROHIL (MR) - Nelayan di Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas (Palika), Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau merasa kesulitan untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) seperti bio solar dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sehingga nelayan kesulitan untuk menangkap ikan ke laut.

Khususnya nelayan kecil. Demikian hal itu disampaikan oleh salah sorang nelayan asal Palika, Auzar Riduan (53), kepada Monitorriau.com, pada Minggu (9/10/2022).

Untuk mendapatkan bahan bakar bio solar dari SPBU, para nelayan ini harus terlebih dahulu melengkapi surat-surat kapal dan surat rekomendasi dari Kepenghuluan, Camat Palika.

"Dari Kantor Cabang Perikanan Panipahan dulu baru kemudian di kirim ke Dinas Perikanan di Bagansiapiapiapi," katanya.

Menurutnya peraturan ini malah mempersulit para nelayan tradisional yang memiliki kapal motor (KM) dengan bobot 2 (dua) gros ton (GT), untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) untuk melaut.

"Harus ada izin kapal dan surat rekomendasi dari Dinas Perikanan," katanya menjelaskan.

Auzar menganggap kebijakan ini sudah sangat merugikan kelompok nelayan kecil seperti mereka khususnya para nelayan  penangkap jaring renjong yang rata-rata menggunakan sampan kualu bobot 2 (dua) GT.

"Sakit rasanya bagi kami nelayan kecil ini. Awak mau ke laut, sudah pulak minyak tinggi harganya. Sudah harganya tinggi, tidak ada pulak," katanya, dengan nada kecewa.

Auzar mengaku dia bersama rekan-rekannya sesama nelayan jaring renjong mengisi bahan bakar di salah satu SPBU di wilayah itu.

Warga JL Adil RT 02 RW 16 Dusun Sungai Sampai Niat Satu Kepenghuluan Panipahan ini mengaku telah didatangi petugas juru ukur dari Kantor Syahbandar guna kepentingan pengurusan surat-surat kapal miliknya agar mudah mendapatkan bahan bakar.

Dia berharap kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Rokan Hilir melalui dinas terkait agar para nelayan, khususnya nelayan kecil seperti mereka dipermudah untuk mendapatkan hak-hak mereka. Baik bahan bakar maupun yang lainnya.

Pekan yang lalu Auzar membeli bahan bakar bio solar dengan harga Rp 325 ribu per derigen isi 33 liter perderigen diperoleh dari SPBU setempat.

Sangkin sulitnya mendapatkan BBM untuk di gunakan melaut, Auzar menambahkan, terpaksa membeli minyak solar dari  pedagang eceran atau along-along yang datang dari Aek Jamu, Sumatera Utara dengan harga Rp 370 ribu perderigen berisi 30 liter.Beredar informasi yang didapat, konon, situasi sulit seperti ini malah dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan pribadi, sehingga disinyalir bahan bakar bersubsidi tersebut malah diselewengkan. Ini perlu di usut..!!. (Wisman)

Berita Terkait +
TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

Bawaslu Dumai Buka Perekrutan Panwaslu Kecamatan di 4 Kecamatan

2

Akademi Pemilu dan Demokrasi Beri Masukan di Sosialisasi Pencalonan Perseorangan pada Pilkada Kampar 2024

3

Raih Piagam PPD Provinsi Riau Tahun 2024, Dumai Terbaik Pertama Perencanaan dan Pencapaian Daerah

4

Kacab Dinas Wilayah II Buka FLS2N jenjang SMA Kota Dumai

5

Dandim 0320/Dumai Ajak Masyarakat Manfaatkan Lahan untuk Tanaman Hidroponik