BAGANSIAPIAPI (MR) - Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Rohil, Gaos Wicaksono SH, MH, mengatakan pemberatasan korupsi berhasil atau tidaknya bukan dinyatakan dalam pengungkapan hingga persidangan kasus korupsi oleh aparat penegak hukum, melainkan tidak adanya lagi kasus korupsi bisa yang diungkap

Pernyataan itu diutarakannya, Senin (10/12) usai melaksanakan upacara peringati Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI) di Bagansiapiapi.

"Semakin banyak korupsi yang diungkap, pertanda pemberantasan korupsi gagal, sebab pemberantasan korupsi dianggap berhasil jika sudah tidak ada korupsi yang diungkap karena sudah tidak ada pelaku korupsi," kata Gaos.

Dikatakannya lagi di 2018 ini,dibawah kepemimpinannya sudah 5 (Lima) perkara korupsi di ungkap dan dinyatakan sudah ada yang sudah putus hukuman bagi pelaku korupsi dan masih ada yang sedang berjalan.

Gaos menjabarkan bahwah penegakan hukum di Rohil,pihaknya melakukan sistem pencegahan dan penegakan hukum,apalagi dengan terbentuknya tim TP4D yang disini jajaran pemerintah dan instansi lainnya bisa melakukan pendampingan, yang bertujuan apa bila ada kegiatan yang banyak menimbulkan keraguan sehingga bisa menyebabkan kerugian keuangan negara tim ini akan segera meakukan pencegahan sejak dini,sehingga pengunaannya tepat sasaran.

"Kita sudah ada tim TP4D yang siap mwnjadi pendamping untuk melakukan pemantauan serta pencegahan semua kegiatan di pemkab rohil ini,dan telah mendapat apresiasi dari bupati,ini di tandai dengan diberikannya piagam prestasi atas pendampingan yang dilakukan tim TP4D," Jelasnya.

Maka dari itu, dirinya beserta jajaran akan terus melakukan upaya  pencegahan, berupa himbauan terhadap masyarakat dan pejabat,agar tidak lagi melakukan korupsi,dari pencegahan ini harapannya seluruh elemen masyarakat dan jajaran pertikal lainnya segera sadar dan patuh terhadap hukum dan tidak melakukan korupsi.

"Jauhi korupsi, ingat tugas anda menjalankan amanat dan mengelola uang negara, sekecil apapun itu harus dipertanggung jawabkan," pungkasnya. (eka)