TANJUNGPINANG (MR) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kepulauan Riau terus berupaya meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir. 

Saat ini DKP Kepri mendorong perkembangan usaha budi daya rumput laut hingga menjadi sentra budi daya. 

Kepala DKP Provinsi Kepri T.S Arif Fadilah menyampaikan selama ini sebagian besar dari lebih kurang 200 ribu rumah tangga nelayan di Kepri kegiatannya merupakan nelayan tangkap. 

Saat ini budi daya rumput laut mulai digeluti karena potensi untuk peningkatan ekonomi masyarakat pesisir sangat besar.

Rumput laut jenis rumput laut Eucheuma cottonii, Eucheuma spinosum dan Sargassum menjadi primadona di pasar luar negeri. 

"Tercatat hasil produksi kita laku keras terjual ke Jepang, China dan Singapura. Dalam dua tahun terakhir mencapai 7.487,3 ton dengan nilai Rp. 28,7 miliar," Ujar T.S Arif Fadilah, Rabu (02/03/2022). 

Arif mengemukakan kebutuhan rumput laut semakin tinggi. Rumput laut tidak hanya laris di pasar domestik, melainkan juga pasar internasional. 

Rumput laut tidak hanya sebagai bahan pangan, karena juga dapat dijadikan sebagai bahan pokok kosmetik.

Sehingga ke depan pengembangan dan pemanfaatan komunitas rumput laut ini dengan metode budi daya yang melibatkan masyarakat pesisir akan menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Kepri. 

"DKP Provinsi Kepri juga memberikan bantuan baik berupa dana maupun pembinaan dan pengawasan untuk meningkatkan produksi rumput laut, sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat," Jelasnya. 

Sebelumnya, Gubernur Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad juga menga katakan akan terus mendorong pengembangan budi daya rumput laut. 

Bahkan pihaknya sudah bertemu dengan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono di Jakarta membahas pemanfaatan potensi kelautan. 

"Kepri sebagai Provinsi Kepulauan membutuhkan usaha-usaha khusus mulai dari pemprov hingga pemda kabupaten/kota untuk mengoptimalisasi hasil laut untuk masyarakat seluas-luasnya," ujar gubernur kala itu. (Rudi)