Pesatnya pertumbuhan teknologi saat ini memberikan dampak yang luar biasa terhadap kehidupan bersosial salah satunya dalam bentuk fitur-fitur digital yang disebut Media Sosial.

Ketidak Cakapan dalam bermedia sosial memberikan dampak buruk terhadap pola pikir penggunanya terutama di kalangan anak muda, salah satunya munculnya sifat Hedonism, berfoya-foya, boros dan lain sejenisnya.

Postingan ataupun konten yang marak menampilkan kehidupan bermewah mewahan di media sosial yang akhirnya menjadi konsumsi banyak penggunanya tanpa mengenal batasan dan memandang status sosial.

Hal ini tentunya menjadi sebuah pemicu awal untuk memiliki niat apa yang di lihat sebagai standar dari sebuah keinginan yang mampu memberikan kebahagiaan dalam berkehidupan. 

Ketika munculnya keinginan yang lebih besar dibanding kebutuhan yang tidak sebanding dengan pendapatan maka akan terjerumus dalam hutang demi untuk memenuhi hal tersebut.  

Dalam Islam, ujian masalah di dunia terutama masalah harta sudah menjadi hal yang memang dicatat akan dialami oleh manusia seperti dalam firman Allah SWT: “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS. Al Baqarah (2): 155).

Dan dalam Islam juga tidak ada larang untuk mencari kebahagiaan dunia, Dalam surat Al-Qashash ayat 77 Allah swt. berfirman, “Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Maka dari itu pentingnya bagi kita untuk mulai melakukan manajeman semua keinginan kita agar dapat terwujud dan biasanya berhubungan dari segi sisi kesiapan Keuangan.

Dr. Muniarti Mukhlisin menyampaikan ada 7 prinsip yang dapat dipraktekkan untuk tercapainya Sakinah Finance, diantaranya :

1. Luruskan niat, bahwasanya segala sesuatu bemula dari niat, dan libatkan Allah SWT dalam segala hal. semata-mata hanya mengharapkan ridho Allah SWT.

2. Memastikan apa yang dihasilkan dan dibelanjakan adalah halal dan thayib (baik). Karna segala sesuatu yang kita dapat dan keluarkan akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.

3. Mulai bekerja atau berbisnis di kala masih pagi. Waktu pagi adalah waktu yang penuh keberkahan. 

4. Silaturahim.  Oleh karenanya, selalu berbuat baik kepada siapapun dan sambung tali silaturahim karena kita tidak pernah tahu barang kali rizki kita yang kita dapatkan dari kerabat teman atau siapapun yang kita berbuat baik kepadanya. 

5. Membayar zakat-infaq-sedekah. selalu hitung, sisihkan dan tunaikan bagian untuk zakat, infaq dan shadaqah pada perencanaan keuangan bulanan. 

Penelitian yang dilakukan Carter (2014) dalam The Psychological Science of Money menyatakan bahwa individu yang mengeluarkan uang untuk kegiatan sosial secara tidak langsung berpengaruh positif pada kesehatan mental. 

6. Taubat. Tentu saja sebagai manusia tidak luput dari kesalahan dan dosa. Oleh karenanya rutinkan beristighfar dan bertaubat atas dosa yang diperbuat baik yang disengaja maupun tidak disengaja. 

7. Bersyukur dan tidak mengeluh.  Sebagaimana firman Allah SWT: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat” (QS. Ibrahim (14): 7).

Maka dari itu pentingnya kita untuk memanajemen keinginan yang mendatangkan keberkahan dan hal terpenting lainnya yang harus kita lakukan adalah memperbanyak pemahaman terkait Literasi Keuangan Syariah sebagai solusi yang sudah diberikan Allah SWT dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW. (*) 

 

 

Penulis : Muhammad Taufik Ikhsan, ST., AWP.