DUMAI (MR) – ?PT. Agro Murni yang beroperasi di wilayah kelurahan Tanjung Penyembal Kota Dumai-Riau kembali menjadi sorotan setelah sejumlah karyawan lokal mengeluhkan adanya dugaan pengabaian terhadap hak-hak normatif mereka.

Keluhan ini secara spesifik diarahkan pada kepemimpinan pabrik yang kini dipimpin oleh Tenaga Kerja Asing (TKA) bernama Muntazz.

?Salah satu poin utama keluhan yang disampaikan oleh karyawan kepada awak media adalah mengenai Tunjangan Transportasi yang tidak kunjung mereka terima.

?"Ada hak-hak kami yang tidak sampai, seperti Tunjangan Transportasi tidak ada," ungkap salah seorang karyawan lokal PT. Agro Murni yang enggan disebutkan namanya, saat ditemui awak media di dekat gerbang pabrik.

Menurut karyawan yang tidak mau disebutkan namanya "Kami sebagai pekerja lokal merasa hak-hak kami diabaikan. Padahal, tunjangan transportasi itu sangat berarti untuk kami," tambahnya dengan nada kecewa.

?Keluhan serupa juga disampaikan oleh beberapa karyawan lain yang mengakui bahwa kondisi kerja dan pemenuhan hak-hak karyawan  menurun di bawah kepemimpinan Tenaga kerja asing (TKA) Muntazz.

?Pimpinan TKA, Muntazz, disorot karena dianggap kurang tanggap terhadap kesejahteraan dan hak-hak pekerja lokal. Isu ini menambah panjang daftar permasalahan yang sebelumnya pernah mencuat di PT. Agro Murni, termasuk dugaan pelaporan TKA yang tidak sesuai prosedur kepada instansi terkait.

?Karyawan berharap manajemen perusahaan dapat segera mengambil tindakan tegas untuk mengembalikan hak-hak mereka yang tertunda, termasuk tunjangan transportasi. Mereka juga meminta agar Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) setempat dapat turun tangan melakukan audit dan pengawasan ketat terhadap kebijakan perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan hak-hak normatif pekerja.

?Hingga berita ini diturunkan, pihak manajemen PT. Agro Murni belum memberikan tanggapan resmi terkait keluhan yang disampaikan oleh para karyawannya.

Upaya konfirmasi melalui sambungan telepon maupun pesan singkat kepada perwakilan perusahaan yang bersangkutan belum direspons. (Riko)