BANGKINANG (MR) - Dinas Perhubungan Kampar belum berani mengalihkan jalan lintas Riau-Sumatera Barat dari pusat Bangkinang Kota ke Jalan Lingkar. Alasannya menyangkut kualitas Jalan Lingkar yang dinilai belum memadai.

Kepala Dishub Kampar, Hambali mengemukakan, Jalan Lingkar dinilai masih rawan. Jalan ini dikhawatirkan tidak sanggup menahan beban kendaraan bertonase tinggi.

"Memang sudah ada pembangunan. Tapi setelah dibangun, masih terjadi longsor," ungkap Hambali, Minggu (16/4/2017). Pernyataan dia mengkonfirmasi tak kunjung diaktifkannya Jalan Lingkar sebagai salah satu ruas lintas Riau-Sumbar.

Hambali berharap fungsi Jalan Lingkar bisa segera dioptimalkan. Sebab, menurut dia, ruas jalan dari Simpang Batu Belah, Kecamatan Kampar sampai Simpang Panca, Kecamatan Salo tidak lagi memadai.

Jumlah kendaraan yang melintas kian meningkat. "Truk-truk masih lewat," katanya.

Hambali menuturkan, kondisi ini menimbulkan kesemrautan kota. Sejatinya, kata dia, dengan pengaktifan Jalan Lingkar sepanjang 12 kilometer itu akan mengurai padatnya arus lalu lintas.

Sehingga jalan protokol Bangkinang Kota mudah ditata.

"Saya sudah tanyakan ke Dinas PU (Pekerjaan Umum), katanya masih ada pembangunan tahun ini. Berarti (Jalan Lingkar) belum bisa (diaktifkan)," kata Hambali.

Seperti diketahui, pembangunan Jalan Lingkar merupakan proyek Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau. Pembangunannya sudah berlangsung sebelum 2010 silam. Namun hingga kini tak kunjung rampung.

Jalan Lingkar yang awalnya direncanakan menjadi salah satu ruas lintas Riau-Sumbar, terpantau masih lengang. Truk dan angkutan penumpang belum diarahkan melintas dari jalur ini. (FT10/tribun)