PEKANBARU (MR) - Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengatakan 2 ribu kilometer garis pantai di Provinsi Riau belum tergarap secara baik. Padahal hampir tiap tahun, ribuan para sarjana perikanan hadir.

Dia mengakui melihat realita ini, sungguh ironis. Kesimpulannya, bahwa potensi SDM di sektor itu belum memadai untuk menggarap potensi kelautan di Riau. Sikap Pemprov Riau, dorongan untuk mengesplorasi potensi sektor kelautan. Caranya tidak hanya mengandalkan kaum intelektual, tetapi melibatkan masyarakat setempat yang berada di wilayah perairan itu.

"Salah satu caranya, perlu ada UMKM baru yang fokus menggarap potensi ini. Saya heran juga, sayang rasanya, kalau potensi kelautan ini hanya dibiarkan begitu saja. Padahal sektor ini juga berpotensi meningkatkan pendapatan daerah dan perekonomian masyarakat," katanya, Senin (17/04/2017).

Dia menambahkan, salah satu upaya yang tengah dijajaki Pemprov Riau, yakni melakukan kerjasama dengan pemerintah pusat untuk membuka Politeknik Perikanan di Kota Dumai. Kabarnya tahun ini sudah mulai dilakukan penerimaan mahasiswa baru.

"Sudah menjadi tugas kita untuk menyampaikan peluang ini kepada masyarakat. Supaya di sektor kelautan juga bergerak. Kalau bidang usahanya jalan, pendapatan pemerintah juga meningkat. Dorongan seperti ini harus tetap dilakukan," tambahnya.

Potensi ini, menurut Andi Rachman, atas dasar perhitungan awal, bahwa hasil penerimaan daerah sektor CPO melalui dana bagi hasil sudah tidak menjanjikan lagi.

"Potesi komoditi perkebunan itu memang bagus. Tetapi ini tidak bisa berlangsung lama. Ini berbengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kita. Makanya para sarjana perikanan dan kelautan di Riau ini harus didorong untuk hadir dalam bentuk UMKM," tambahnya. (FT10/bpc)