DUMAI (MR) - Seorang pejuang guru di Dumai, Riau sangat menyesali dengan keputusan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat yang tidak menganggarkan dana transportasi bagi guru bantu provinsi Riau yang ada di Kota Dumai.

Erwin Brusli yang merupakan ketua Forum Silaturahmi Guru Bantu Provinsi Riau sangat terkejut dengan keputusan pencabutan dana transportasi bagi guru non PNS tersebut.

Disebutkannya, dirinya sebagai pejuang guru sebelumnya berharap kepada pemerintah untuk dapat menaikan uang minyak bagi tenaga pendidik yang gajinya selalu dibayar terlambat tersebut.

"Kalau tidak bisa dinaikkan, pemerintah melalui Dinas Pendidikan seharusnya dapat mempertahankan uang transportasi yang ada, bukan dihilangkan seperti ini," katanya Erwin Brusli, Kamis (18/5/2017).

Dikatakannya juga, dirinya merasa sangat kecewa dengan keputusan Dinas Pendidikan tersebut yang didasari oleh defisitnya Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Dumai sebesar 15 hingga 255 persen pada tahun 2017 ini.

"Pemerintah Dumai seharusnya tidak mengorbankan dana transportasi guru bantu provinsi Riau yang ada di Dumai ini akibat defisitnya APBD," katanya.

Dikatakannya kembali, uang transportasi sebesar Rp 400 ribu setiap bulan tersebut sangat berarti bagi tenaga pendidik non PNS tersebut dimana saat ini sejumlah kebutuhan dan tarif listrik naik.

"Apalagi guru yang beragama muslim sangat membutuhkan dana tambahan tersebut untuk menghadapi bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri mendatang," katanya kembali.

Dirinya juga berharap kepada Walikota Dumai Zulkifli AS dapat menganggarkan kembali dana transportasi tersebut, karena sebelumnya terdapat dua kali menaikkan dana tambahan untuk guru bantu provinsi Riau yang sebelumnya dianggarkan sebanyak Rp 75 Ribu setiap bulannya hingga menjadi Rp 400 ribu. (RB)