MANDAU (MR) - Ditengah tingginya angka ekonomi menengah kebawah di Desa Pematang Obo yang juga pecahan dari desa Balai Makam, Kecamatan Mandau, Bengkalis, ternyata terkuak cerita pilu dan terkesan menghambur - hamburkan dana.

Tidak hanya itu, Sejumlah pihak justru menuding oknum pihak desa Pematang Obo diduga melakukan praktek mark up terkait dana sewa kantor yang menggunakan rumah salah seorang Ketua Rukun Warga dengan budget Rp 18 Juta per tahunnya. Sementara pasaran sewa rumah disekitar desa itu hanya berkisar Rp 600 ribu perbulannya.

“Yang benar saja, harga kontrakan disini hanya enam ratus ribu. Apalagi jarak Kantor dari jalan besar cukup jauh sekitar lima ratus meter. Kita minta pihak terkait agar segera mengusut dugaan mark up nya,"ujar salah seorang warga Desa yang tak ingin identitasnya disebutkan.

Penjabat (Pj) Kepala desa Pematang Obo, Amiruddin SH melalui salah seorang stafnya membenarkan harga sewa kantor senilai Rp 18 juta itu pertahunnya dan masuk dalam dana desa tahun anggaran 2016.

“Benar, usulan dan persetujuan kontrak kantor desa ini di zaman Pak Maspuri sebagai Pj Kades, selebihnya kami tidak tau,"terangnya.

Terpisah, mantan Pj Kades Pematang Obo, Maspuri saat dikonfirmasi sempat mengelak dengan alasan tidak mengetahui pasti kebenaran hal tersebut, apakah budget itu untuk pembayaran pertahun atau perenam bulan.

“Setau saya, Sewa Kantor itu baru berjalan enam bulan dan belum dibayar,"akunya singkat.***(han)