MONITORRIAU.COM - Komisaris PT Adhigina Keruktama Adiputra Kurniawan mengakui membuka rekening bank palsu untuk membagikan uang ke sejumlah pihak terkait suap perizinan dan pengadaan proyek di lingkungan Ditjen Hubla Tahun Anggaran 2016-2017.

Adiputra merupakan pihak penyuap Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) nonaktif Antonius Tonny Budiono. Saat dihadirkan menjadi saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, dia menyebut membuka rekening atas nama Joko Prabowo di Bank Mandiri.

"Saya bikin KTP atas nama Joko Prabowo di Pramuka, saya gunakan untuk buka rekening," kata Adiputra di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (21/3/2018).

Menurutnya, nama Joko Prabowo adalah dirinya sendiri, dengan menggunakan modus foto lamanya. Setelah mengantongi identitas palsu, Adi Putra kemudian menyuruh orang suruhannya untuk membuka rekening menggunakan nama Joko Prabowo.

Menurutnya, pembukaan rekening itu untuk biaya operasional pengerukan di sejumlah pelabuhan yang sedang ia kerjakan. "Itu intinya untuk operasional di lapangan lalu dibikinkan oleh Bank Mandiri," ucap dia.

Dalam kasus ini, Antonius Tonny Budiono didakwa menerima suap Rp2,3 miliar. Uang itu ia terima dari Komisaris PT Adhiguna Keruktama, Adi Putra Kurniawan.

Modus pemberian uang oleh Adiputra tergolong baru. Pasalnya, sebanyak 21 rekening Bank Mandiri menggunakan identitas palsu. Antara lain atas nama Yongkie Goldwing dan Joko Prabowo.

Kemudian, Adiputra menyerahkan satu buku rekening atas nama Joko Prabowo beserta kartu ATM dan nomor identifikasi personal (personal identification number/PIN) kepada Tonny. Adi Putra menyebut, sewaktu-waktu, rekening tersebut akan diisi uang.

Dalam perkara ini, Adi Putra Kurniawan juga telah divonis empat tahun penjara. Ia dinilai bersalah telah menyuap Tonny Budiono.*** (okezone)