Riau

Harga Kelapa Anjlok, Kadisperindag Inhil Sebut Akibat Pengaruh Pasar Dunia

Dianto Mampanini

TEMBILAHAN (MR) - Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), DR Dianto Mampanini menyebutkan bahwa perubahan drastis harga akibat pengaruh harga pasar dunia.

Sebab menurutnya, pasar dunia dijadikan sebagai pedoman para pengusaha dan perusahaan perkelapaan yang ada di Kabupaten Inhil.

"Dari pantauan kami baik dari masyarakat hingga pihak perusahaan, bahwa turunnya harga kelapa diawali dari menurunnya permintaan pasar dunia," kata Dianto, Rabu (11/4/2018).

Sebagaimana diketahui, beberapa waktu terakhir ini terjadi penurunan harga kelapa yang biasanya harga perbutir mencapai Rp 3.400, sekarang hanya Rp 1.200 bahkan ada hanya Rp 1.000.

Ia menjelaskan, hasil pengecekkan pertama yang bersumber dari masyarakat dan pengumpul. Ternyata kata Dianto, sekarang terjadi pengurangan permintaan dari para pengguna, selama ini kelapa dijual bebas kepada pembeli yang masuk dari luar Negeri, seperti Malaysia dan Thailand.

Kemudian pengecekkan kedua yakni bersumber dari pihak perusahaan juga dinyatakan seperti itu, bahwa kondisi harga kelapa dunialah jadi penyebab, terutama di Eropa yang membutuhkan berbagai macam prodak turunan kelapa ini mengalami penyusutan permintaan.

"Kita juga sudah koordinasi dengan pihak Pengusaha Kelapa Indonesia, dipantau di Eropa yakni tempat transaksi kelapa terbesar, di sana juga terjadi penurunan. Akibat dari pada itulah, permintaan berkurang dan stok di pabrik masih banyak tersedia. Maka kelapa yang ada pada masyarakat juga mengalami penurunan bahkan terjadi tunda beli," paparnya.

Disatu sisi, ada yang terjadi bahwa kelapa yang dijual masih belum maksimal kesempurnaannya seperti masaknya kelapa, sehingga kelapa dari petani cepat membusuk, tetapi kata Dianto presentasi tersebut masih terbilang kecil.

Meski demikian, Pemerintah tidak diam dan berupaya mengembalikan standar harga yang diinginkan masyarakat.

"Sejauh ini memang kita belum mempunyai aturan yang mewadahi untuk menentukan standar harga kelapa. Tapi baru-baru ini, kita telah menerbitkan dua Perda, yang pertama Tataniaga Kelapa dan kedua Perda Sistem Resi Gudang," sebutnya.

Untuk Perda Tataniaga, inilah nanti yang akan mengatur distribusi kelapa mulai dari petani sampai dengan konsumen akhir, rangkaian itu semua akan dipantau pemerintah melalui Perda.

Sedangkan untuk Perda Sistem Resi Gudang adalah salah satu jawaban bagaimana bisa menstabilkan harga kelapa, karena sistem ini akan berubah kelapa bulat menjadi kopra, dan ini sangat menjanjikan.

Artinya dengan Sistem Resi Gudang, petani tidak perlu khawatir kelapanya tidak terjual. Dimana, ketika harganya rendah, nanti bisa dititipkan di gudang dan pengelola gudanglah yang akan menjual ketika harganya sudah stabil. Dan Perda ini akan segerakan oleh pemerintah.

Selain itu, yang masih ditunggu pemerintah adalah Perda tentang BUMD. Jika ini selesai, maka BUMD inilah yang akan mengatur Sistem Resi Gudang tersebut.

"Dengan demikian kita berharap, kontrol terhadap harga bisa kita pantau, artinya standar harga kelapa itu seperti apa dan tidak merugikan satu pihak," pungkasnya.***(mir)

 




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan