Riau

BPPT Bersama Pemkab Pelalawan Taja FGD Dalam Pengembangan Sawit Sapi

MONITORRIAU.COM - Pusat Teknologi Produksi Pertanian, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD), Strategi dan kebijakan untuk pengembangan integrasi sawit sapi di Provinsi Riau, bertempat di Kantor Bappeda Pelalawan, Kamis (10/10).

Kegiatan ini merupakan rangkaian acara Launching Pilot Project Teknologi Peternakan Integrasi Sawit Sapi Skala Peternakan Rakyat.

Terlihat Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agro Industri dan Bioteknologi Soni Solistia Wirawan, Wakil Gubernur Riau Edi Natar Nasution, Bupati Pelalawan HM Harris, Direktur Pusat Teknologi Produksi Pertanian Dudi Iskandar, Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau Zukri, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau Elly Suryani, Kepala Disbunak Kabupaten Pelalawan Mazrun dengan narasumber antara lain dari Puslitbangnak Kementerian Pertanian John ackermans dari ACIAR (Indobeff), perusahaan swasta pelaku integrasi sawit sapi dan kelompok peternak sapi Karya Lestari

Sedangkan peserta FGD berasal dari pemangku kepentingan di industri peternakan sapi dan perkebunan kelapa sawit, baik itu kementerian atau lembaga pemerintahan, perusahaan BUMN, perusahaan perkebunan kelapa sawit swasta, perusahaan feedloter, Perguruan Tinggi, Asosiasi, Akademisi sampai dengan media yang mengangkat isu peternakan dan perkebunan kelapa sawit.

Dari pres release yang diterima menyebutkan pemerintah telah mencanangkan program swasembada daging sapi pada tahun 2014. Selain untuk mewujudkan ketahanan pangan hewani asal ternak berbasis sumber daya lokal juga merupakan peluang untuk mengembalikan Indonesia sebagai eksportir sapi seperti pada masa lalu.

Oleh karena itu berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi daging sapi di dalam negeri dimana salah satunya adalah pengembangan ternak sapi melalui integrasi sawit sapi.

"Integrasi sawit sapi merupakan multiplier effects dari perkebunan kelapa sawit dimana potensi lahan perkebunan belum dimanfaatkan dengan baik sebagai sumber pakan dan tempat pengembalaan bagi ternak sapi potong," ujar Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agro Industri dan Bioteknologi Soni Solistia Wirawan.

Dijelaskannya lagi, pada umumnya peternak mengembalakan ternaknya di lahan perkebunan model integrasi sawit-sapi ini memiliki potensi yang sangat besar dalam penyediaan pakan yang murah dan mudah berupa, serasah daun dan dahan kelapa sawit, limbah bungkil sawit juga solid decanter yang dapat didayagunakan menjadi pakan ternak yang berkualitas.

"Untuk Integrasi usaha perkebunan kelapa sawit-sapi dengan usaha budidaya sapi potong ini, didukung oleh Peraturan Kementerian Pertanian (Permentan) Nomor 105/Permentan/PD.300/8/2014," terangnya lagi

Masih kata Soni lagi, mengingat potensi kelapa sawit di Indonesia ada sekitar 14 juta hektar tentunya ini sangat mendukung perkembangan populasi sapi nasional melalui program integrasi sawit sapi.

"Dibeberapa lembaga baik negeri dan swasta telah banyak mengkaji bahkan mengaplikasikan sistem integrasi sawit-sapi. Namun dilain pihak ada yang resisten tentang kegiatan ini sehingga perlu adanya solusi untuk mensosialisasikan program sapi sawit ditengah masyarakat," ucapnya.

Karenanya, untuk pencapaian swasembada protein khususnya daging sapi hal ini tidak dapat diselesaikan secara parsial tetapi membutuhkan sinergitas dan komitmen dari berbagai pemangku kebijakan yang terkait seperti pemerintah, industri peternakan dan perkebunan sawit swasta.

"Setiap pelaku integrasi sawit-sapi yang merupakan seluruh stakeholder ini sudah tergabung dalam formatur forum komunikasi integrasi sawit sapi," kata Soni.

Ditambahkannya, kegiatan FGD ini dilakukan dalam rangka untuk memperoleh strategi dan kebijakan untuk pengembangan integrasi sawit-sapi di Provinsi Riau yang terkoordinasi dengan lintas lembaga pemerintah, industri peternakan dan perkebunan sawit swasta, BUMN maupun pelaku integrasi sawit sapi.

Hasil dialog interaktif ini diharapkan sebagai bahan masukan kepada pemerintah guna mencapai swasembada protein secepatnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lebih lanjut diharapkan dukungan dari aspek kebijakan ini yang akan bermuara dalam meningkatkan produktivitas dan populasi ternak sapi sapi nasional yang akan mampu menekan tingkat impor daging sapi dari negara bagian lain sehingga tercapai swasembada daging secara nasional yang akan membuat ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan akan terwujud.

(ton).




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan