JAMBI (MR) - Ruas jalan yang merupakan akses menuju kawasan situs candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Jambi, membutuhkan perhatian pemerintah. 

Ruas jalan disepanjang Kecamatan Muarosebo, Kabupaten Muarojambi ini, terasa sempit. 

"Apalagi jika ada kendaraan besar lewat, kami pengendara motor harus minggir bahkan berhenti sebentar", ujar Romlah (35) warga setempat, Selasa (15/02/22).

Romlah bukan satu-satunya warga pengguna jalan yang mengeluhkan kondisi ini. Masih banyak Romlah-Romlah lain yang mengungkapkan hal serupa. 

Seperti diketahui, ruas jalan ini satu satunya akses lewat darat menuju komplek percandian di Desa Kemingking Dalam, Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muarojambi. Akses lainnya bisa juga melewati jalur sungai Batangahari. 

Sumber media ini menyebutkan, setiap tahun kawasan percandian ini selalu dikunjungi wisatawan manca negara, terlebih pada saat acara ritual pemeluk Agama Budha, banyak sekali biksu datang untuk sembahyang. 

Dulu, oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Jambi kawasan situs ini terus didorong agar menjadi salah satu situs bersejarah warisan dunia, kini telah dijadikan tempat wisata kebanggaan Jambi.    

Situs ini terus diperhatiakan, buktinya dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Perencanaan Bidang Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2022, Senin (14/02/22) kemarin, yang menjadi salah satu pokok bahasan ialah kawasan situs ini.  

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Provinsi Jambi, Arif Budiman mengatakan, bahwa isu strategis yang menjadi tema pada rakor itu ialah soal pelestarian perlindungan cagar budaya. 

Rakor ini diikuti sebanyak 75 peserta dari dinas kebudayaan dan pariwisata se Provinsi Jambi. 

"Isu strategis yang menjadi tema dalam rakor ini ialah soal pelestarian dan perlindungan cagar budaya serta menjadikan museum sebagai jendela budaya", kata Arief. (Rizal Ependi)