Riau

Mengais Rezeki dari Tumpukan Sampah untuk Bertahan Hidup

R. Aritonang, ibu berusia 53 tahun mengais rezeki di tumpukan sampah ditemani teriknya sinar mentari.

DUMAI (MR) - Tepat Pukul 10:00 WIB dengan sepeda bututnya, R. Aritonang, ibu berusia 53 tahun itu mulai mengayuh sepeda dari rumahnya yang terletak di Jalan Batu Bintang, Kelurahan Bukit Batrem. 

Kayuh demi kayuh, dengan keringat yang bercucuran sampailah R. Aritonang di Tempat Pembuangan Sampah (TPS), persisnya diantara persimpangan Jalan Arifin Ahmad dan Jalan Prima Jaya. 

Sesampainya di TPS tersebut, Ibu yang dikurniai dua orang anak itu langsung memilih dan memilah sampah-sampah untuk dijualnya kembali ke penampungan sampah yang saat ini jumlahnya sangat banyak di Kota Dumai. 

Demi bertahan hidup, Ibu ini membuka satu persatu bongkahan plastik asoy buangan sampah rumah tangga dari berbagai komplek perumahan yang saat ini banyak dibangun didaerah tersebut. Tanpa mengenal jijik dan geli dan dipenuhi lalat, sampah berbahan plastik diasingkan lagi oleh Ibu itu dengan harapan untuk bisa dijual kembali ke penampungan. 

"Iya inilah hidup saya pak, sampah-sampah plastik ini seperti botol plastik, gelas berbahan plastik dan pokoknya sampah dari segala bahan yang terbuat dari plastik saya kumpulkan. Kalau sekilo kami jual ke penampungan mendapat Rp. 800," sebutnya sambil menyeka keringatnya. 

"Jumlah kami yang mangkal disini ada 10 orang pak, biasanya kami berganti-ganti. Kalau saya, dijatah dari jam sepuluh pagi sampai jam dua siang, nanti ada teman yang memungutnya lagi. Lalu saya pulang. Biasanya saya mangkal disini dari Jam sepuluh sampai jam dua, sampah plastik yang bisa saya kumpulkan rata-rata 25 kg," ujarnya, Sabtu (19/3). 

"Kalau dijual ke penampungan sampah itu. Dapat uangnya Rp. 20 ribu. Jadilah pak untuk bisa bertahan hidup. Pokoknya bagaimana saya bisa makan sehari, saya lakukan dengan suami saya yang juga kerjanya seperti saya juga," katanya lagi. 

Biasanya, kalau Ia menjual sampah plastik itu ke penampungan sampah di dekat rumahnya, Kelurahan Bukit Batrem. Bukan hanya itu, Ibu R. Aritonang juga mengumpulkan sampah karah-karah yang terbuat dari besi.

"Tapi itu jarang dibuang orang pak, biasa orang kalau membuang besi yang sudah berkarat, ibu rumah tangga biasanya langsung menjualnya ke penjual besi bekas yang saat ini banyak hilir mudik di kompleks perumahan. Mereka jarang membuangnya disini," ungkapnya.

Sambil menyeka keringatnya lagi, Ibu R.Aritonang, bak sambil menyelam minum air demi sesuap nasi, Ia pun memungut sampah berbahan kayu, dengan tujuan untuk bahan bakar dapur. 

Tidak sampai disitu, untuk memenuhi kebutuhan hidup, Ibu itu bukan hanya memungut sampah plastik, sampah kayu dan sampah dari besi.

"Tetapi saya juga memilah nasi-nasi bekas untuk makanan ternak saya. Kalau beli makanan ternak sekarang mahal pak, terpaksa saya memungut nasi-nasi bekas disini," sebutnya lagi. 

Kepada instansi terkait, Ia pun berharap perhatian agar orang-orang yang hidup dari mengais sampah diperhatikan.

"Sedikit banyaknya kami membantu pemerintah dalam hal mengurangi sampah di Kota Dumai," katanya berharap. 

Ia menerangkan sebelumnya disini ada Bak Sampah, tapi tiba-tiba langsung dipindahkan entah kemana. 

"Namun walaupun begitu, setiap pagi ada petugas dari Dinas Lingkungan Hidup(DLH) yang mengambil sampah disini lalu di masukan ke truk," Tutupnya. (Red/Dil) 




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan