Pariwisata

Saat Bule-bule Peserta West Sumatra Rally Yacht 2022 Berkunjung ke Nias

MONITORRIAU.COM - Para peserta West Sumatera Yacht Rally 2022 berkunjung ke Wisata Adat Desa Tumöri yang berada di Kecamatan Gunungsitoli Barat, Kota Gunungsitoli, Nias.

Desa ini menjadi destinasi kunjungan peserta West Sumatera Yacht Rally 2022 di Kepulauan Nias. Kegiatan ini menjadi event pariwisata yang diselenggarakan pertama kalinya di kota Gunungsitoli semenjak tejadinya pandemi tahun 2020 yang lalu.

West Sumatera Yacht Rally 2022 berlangsung dari tanggal 15 Maret 2022 hingga 10 Juni 2022, melintasi 14 titik pemberhentian di Pulau Sumatera wilayah barat, berangkat dari Sabang dan berakhir di Natuna.

Kegiatan ini diikuti oleh 15 yacht, dengan jumlah peserta 26 orang dari berbagai negara. Untuk di Kota Gunungsitoli singgah 7 yacht dengan 18 orang peserta dari 8 negara.

Yacht sendiri merupakan jenis perahu layar ringan kelas mewah, dengan penumpang di bawah 10 orang, biasanya dimiliki oleh orang-orang kaya yang gemar berlayar lintas negara, untuk berwisata sekaligus berpetualang di lautan.

Indonesia sebagai negara bahari dengan belasan ribu pulau dengan keanekaragaman kekayaan budaya dan alamnya menjadi salah satu negara tujuan favorit bagi para "yachter", yang rata-rata berasal dari kalangan wisatawan kelas atas.

Atraksi Budaya Kunjungan wisatawan peserta West Sumatera Yacht Rally 2022 ke Desa Tumöri mendapat sambutan meriah dari warga desa adat yang masih memegang teguh adat istiadat dan tradisinya, lengkap dengan keberadaan 10 rumah adat khas Nias wilayah utara, di mana desa ini memiliki rumah adat terbanyak dibandingkan desa-desa lain di Kota Gunungsitoli.

Wisatawan dan para tamu yang hadir berjalan menuju tempat acara di area rumah adat yang menjadi Sekretariat Lembaga Adat Desa Tumöri dan Sekretariat Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), dengan dikawal oleh fotuwusö (pemuda) yang berpakaian adat, dengan membawa toho (tombak) dan baluse (perisai), serta melantunkan syair-syair bölihae , yaitu tradisi penyemangat dalam perjalanan dengan iringan musik faritia (gong kecil).

Sesampai di lokasi acara, peserta disambut dengan Tari Famalega Bola (tari mengusung tempat sirih) dengan pelatih tari Lastri Zebua dan iringan alat musik tradisional dengan pelatih musik Ama Zio, disusul dengan Fangowai dan Fame Afo (penyambutan berupa tutur adat oleh para tetua adat dan pemberian sirih kepada tamu) serta sajian Tari Folaya Ba Gowasa (tari yang biasa ditampilkan dalam pesta adat).

Dalam kegiatan yang berlangsung sekitar lima jam ini para tamu juga menyaksikan berbagai atraksi wisata yang berupa aktivitas keseharian masyarakat Desa Tumöri, seperti mogai akhe (memanjat pohon aren untuk mengambil nira sebagai bahan pembuatan tuo nifarö (tuak suling) dan tuo mbanua (tuak kampung), proses pembuatan gowi nifufu (ubi yang ditumbuk) dan molöwösi ba mbulu damo (membungkus makanan dengan daun).

Selain itu dilakukan atraksi maneu banio (memanjat pohon kelapa), manula banio (mengupas kelapa dengan alat tradisional), mogao banio (memarut kelapa dengan alat tradisional), dan mananö tuwua (penanaman bibit kelapa) oleh tamu. Dalam hal seni, wisatawan diajak untuk belajar seni kerajinan molalau tufo keleyemö_ (menganyam tikar dari bahan tanaman keleyömö), dan mencoba molalau bola (tas anyaman).

Untuk seni musik, para tamu diajak menyaksikan permainan musik tradisional tutuhao (alat musik dari bambu) oleh anak-anak setempat. Kuliner Tradisional Untuk makan siang, para tamu mendapat suguhan masakan tradisional Nias khas Desa Tumöri, yaitu gowi nifufu (ubi tumbuk), lehedalö nifange (daun talas muda gulai), rigi (jagung), gae nirino (pisang rebus), toru (terung), bulu gowirio (daun singkong), tödö gae (jantung pisang rebus), ia nibinögö (ikan pepes), fale (ikan yang dipepes dengan campuran kelapa muda), simbi mbawi (rahang babi), niowuru (babi asin), fakhe nilöwösi (nasi yang dibungkus daun).

Wisatawan terlihat sangat menikmati menu tradisional yang disuguhkan, bahkan beberapa di antaranya meminta tambahan makanan untuk dibawa dan dimakan di penginapan.

Jens Peter Yeager, wisatawan dari New Zealand, yang mengemudi yacht SY Escapade mengapresiasi suguhan menu tradisional, "Saya sangat menikmati menu yang disajikan kepada kami, kemasannya unik, dengan bungkus daun, dan rasanya sangat lezat," tuturnya dalam bahasa Inggris.

Menutup kegiatan kunjungan para peserta West Sumatera Yacht Rally 2022 di ini, warga Desa Tumöri dan para tamu dan pejabat pemerintah yang hadir melakukan Tari Maena bersama dengan diiringi alat musik tradisional genda (gendang), aramba (gong besar), faritia (gong kecil), koroco (ukulele tradisional khas Nias)."*** (detikcom) 




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan