Riau

FITK UIN Jakarta Lakukan Penelitian Pola Pendidikan Multikultural di Bagansiapiapi

UIN FITK Jakarta Lakukan Penelitian Pola Pendidikan Multikultural di Bagansiapiapi

ROHIL (MR) - Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, melakukan penelitian pola pendidikan multikutural dalam mewujudkan kerukunan antar umat beragama di Bagansiapiapi.

Penelitian itu dilakukan Dosen dari Magister Pendidikan Agama Islam dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta, diketuai oleh Dr.Erba Rozalina Yuliyanti, M.Ag, Rabu (22/6/2022).

Dr.Erba Rozalina Yuliyanti, M.Ag, didampingi Prof.Dr.Ratna Sari Dewi, M.Pd, Maswani, MA dan Siti Nurkholilah, M.Pd. Turut hadir, Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kecamatan Bangko Mustafa, Tokoh Tionghoa, Batak, Jawa dan suku lainnya dari unsur Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kecamatan Bangko, serta perwakilan dari Kementerian Agama (Kemenag) Rokan Hilir.

Dr.Erba Rozalina Yuliyanti, M.Ag, memaparkan, Tri Darma Perguruan Tinggi memiliki tiga tugas pokok dan fungsi, diantaranya adalah dosen harus mengajar. Kedua, dosen harus mengabdi kepada masyarakat dalam bentuk apapun.

Yang ketiga, dosen harus melakunan penelitian. Sebab, kesimpulan di masyarakat itu valid. "Jadi apa yang dosen sampaikan itu bukan hanya hoax, bukan hanya enak apa yang disampaikan, tetapi berdasarkan fakta yang didapat dari narasumber," terangnya.

Erba Rozalina Yuliyanti mengatakan ini merupakan tugas dari seorang dosen setiap semester. Ini sudah dijadikan sebuah kewajiban. 

Dosen harus memberikan sebuah pandangan dalam perspektif masyarakat, baik di sekolah maupun universitas. Inilah bentuk pertanggung jawaban dosen untuk meneliti yang berfokus kepada harmonisasi.

"Agama itu adalah prilaku, bukan simbol, bukan pula hanya sekedar penampilan saja. Agama itu sebenarnya adalah akhlak," pungkasnya.

Kesimpulan singkat yang diperoleh dari hasil penelitian pola pendidikan multikultural di Bagansiapiapi Rokan Hilir bahwa harmonisasi itu terjadi karena adanya rasa saling mengasihi dan menyayangi dari antar sesama suku yang ada, baik itu melalui sosial dan budayanya.

Seperti diketahu, Kabupaten Rokan Hilir terdiri dari berbagai suku kultur dan budaya, seperti Melayu, Tionghoa, Batak, Jawa, Bugis, Minang dan suku lain yang ada di Kabupaten Rokan Hilir, saling hormat menghormati.

Sehingga tercipta harmonisasi antar sesama suku, sebab, kasih sayang itu adalah fitra manusia, dan nilai-nilai secara universal, apapun agamanya. Inilah yang didapatkan selama dilakukan penelitian pola pendidikan multikultural dalam mewujudkan kerukunan antar umat beragama di Bagansiapiapi.

Diharpkan keharmonisan seperti ini bisa menjadi model dan rol model di beberapa wilayah di Indonesia. Pemerintah bekerjasama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama.  FKUB harus menjadi leader.

"Tut Wuri Handayani. Memberikan contoh dan melakukan. Bukan hanya sekedar verbal (kata), dan ini bisa menjadi model untuk semua FKUB yang ada di Indonesia," pungkasnya. (Wisman)




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan