Riau

Sekelumit Kisah Nek Izai Penjual Buah Nipah di Kecamatan Palika

Nenek Izai (60 tahun) ditemani cucunya Aura (7) kelas 2 SD dan anak tetangganya ikut menjual buah Nipah berkeliling kampung.

ROHIL (MR) - Nenek Izai (60 tahun) merupakan seorang wanita sepuh yang tidak muda lagi. Dia tinggal di JL Poros Kepenghuluan Teluk Pulai, Kecamatan Pasir Limau Kapas (Palika), Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau.

Wanita tangguh penjual buah Nipah itu kini hidup bersama kedua cucunya bernama Madun (10 tahun) kelas 4 sekolah dasar (SD) dan adiknya Aura (7 tahun) kelas 2 sekolah dasar (SD). Nek Izai mengaku sudah lama di tinggal suaminya, meninggal karena sakit.

Madun dan adiknya Aurah kini tinggal bersama nenek Izai karena sudah lama ditinggal oleh kedua orangtunya, telah kembali ke pangkuan sang khalik sang pencipta si empunya hidup. 

Sepeninggal kedua orangtuanya mereka kini menjadi anak yatim piatu dan tinggal di rumah layak huni (RLH) bangunan dari pemerintah tanpa ada meteran listrik PLN, tidak ada tempat air bersih.

Nek Izai saat ini mengaku sangat membutuhkan sarana dan prasarana lainnya seperti tempat mandi cuci dan kakus (mck) di rumah tinggalnya. Penerangan lampu dia peroleh dari tetangganya yang memiliki empati dengan kehidupan mereka.

Sehari-harinya Nek Izai hanya berjualan buah Nipah yang diambil dari hutan kemudian di jajahkan berkeliling di sepanjang jalan dan pemukiman penduduk di Kota Terapung Panipahan. Semuanya dia lakoni demi membutuhi keperluan dia dan kedua cucunya.

Hasilnya penjualan dari buah Nipah dia gunakan untuk membeli kebutuhan hidup sehari-hari mereka bersama kedua cucunya yang sebenarnya masih membutuhkan kasih sayang dari kedua orangtuanya.

Nenek Izai bercerita bagaimana proses mencari buah Nipah di mulai berangkat dari rumah sejak pukul 8.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB di dalam hutan rawa-rawa di sekitar tempat tinggalnya lalu buah Nipah dimasukkan ke dalam karung ukuran 5 kilogram di pikul dan di jajahkan secara berkeliling dengan berjalan kaki ditemani cucunya.

Buah yang mirip dengan buah kolang kaling itu kemudian di jual seharga Rp 2 ribu/tiga buah kepada para pelanggan setianya yang menyukai buah yang mirip dengan buah kulang kaling itu.

Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, hasil dari penjualan buah Nipah tersebut rupanya digunakan Nek Izai untuk membayar iuran acara wiritan dan kegiatan sosial lainnya di lingkungan tempat dia tinggal. 

Pekerjaan ini, terang Nenek Izai,  sudah lama ia lakoni sejak usianya masih muda, sampai hari ini dengan penghasilan yang tidak seberapa yaitu sekitar Rp 70 ribu perhari. Itu pun dia kerjakan tidak setiap hari.

"Dapek ompek janjang setiap ai jadilah, nak (dapat empat janjang setiap hari jadilah, nak," kata Nenek Izai, lirih, sembari mengaku tidak jarang diberi uang lebih dari para pelanggannya. (Wisman)




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan