Nasional

Aktivitas Vulkanik Merapi Masih Tinggi, Waspada Bahaya Lahar di Sungai

MONITORRIAU.COM – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta mengumumkan hasil analisis pada Gunung Merapi berdasar foto dari sektor tenggara menunjukkan perubahan morfologi yang berupa pertumbuhan kubah lava.

Volume kubah lava per 29 November 2018 sebesar 329.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan rata-rata 2.500 meter kubik per hari, relatif sama dari minggu sebelumnya

Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta, Hanik Humaida, kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih rendah, yakni di bawah 20.000 meter kubik per hari.

Pada sisi kegempaan dalam minggu ini, katanya, Gunung Merapi tercatat 34 kali gempa embusan (DG), satu kali gempa vulkanik dalam (VTA), empat kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 15 kali gempa fase banyak (MP), 309 kali gempa guguran (RF), 20 kali gempa frekuensi rendah, dan lima kali gempa tektonik (TT). 

“Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dari minggu sebelumnya,” ujarnya di Yogyakarta pada Sabtu, 1 Desember 2018.

“Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan,” katanya.

Sementara asap solfatara atau emisi SO2, berdasarkan pengukuran DOAS (Differential Optical Absorption Spectroscopy) dalam minggu ini menghasilkan nilai rata-rata emisi SO2 puncak Gunung Merapi sebesar 84,12 ton per hari, masih dalam kisaran normal.

Pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 50 milimeter per jam selama 75 menit di Pos Jrakah pada 29 November 2018. 

Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan kubah lava dalam kondisi stabil dengan laju pertumbuhan yang masih relatif rendah. “Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dan ditetapkan dalam tingkat aktivitas waspada,” katanya.

Dalam kondisi sekarang, BPPTKG menyarankan agar dalam radius tiga kilometer dari puncak tetap dikosongkan dari aktivitas warga maupun pendakian. Masyarakat yang tinggal di kawasan radius bahaya  dimohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi. 

“Sehubungan saat ini sudah memasuki musim hujan maka masyarakat yang beraktivitas di sekitar sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi untuk mewaspadai bahaya lahar,” katanya.*** (viva)




[Ikuti Monitorriau.com Melalui Sosial Media]






Untuk Berbagi Berita / Informasi / Peristiwa
Silahkan SMS ke nomor HP : 0853-6543-3434/0812-6686-981
atau email ke alamat : [email protected]
Harap camtumkan detail data diri Anda
Pengutipan Berita dan Foto, Cantumkan Monitorriau.com Sebagai Sumber Tanpa Penyingkatan